TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,5 persen. Keputusan tetap atau tidaknya akan diumumkan melalui hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia sore ini.
"Untuk RDG bulan ini cenderung BI akan lakukan hasil assessment dulu terhadap penurunan BI Rate selama semester pertama lalu," ujar pengamat ekonomi, Josua Pardede, saat dihubungi, Kamis, 21 Juli 2016.
Josua berujar ada sejumlah pertimbangan kondisi dalam negeri dam global yang akan masuk ke assessment tersebut. Dari sisi dalam negeri, inflasi Juni, kata Josua, masih terkendali atau dalam rentang target inflasi BI, yakni 3-5 persen.
Sementara itu, dari sisi perekonomian global, pasar keuangan Indonesia cenderung positif setelah keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit). "Rupiah juga berada dalam kondisi stabil di kisaran Rp 13.100," kata Josua.
Namun Josua menuturkan tak tertutup kemungkinan juga BI akan melakukan pelonggaran dalam kebijakan makro-ekonominya atau membuka peluang menurunkan kembali BI Rate. "Ruang pelonggaran masih terbuka untuk BI Rate sekitar 25-50 basis point (bps) sampai akhir tahun," katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point menjadi 6,5 persen. Deposit facility juga turun 25 basis point menjadi 4,5 persen dan lending facility turun 25 basis poin menjadi 7 persen berlaku mulai 17 Juni 2016.
Adapun BI 7-day Repo Rate mengalami penurunan yang sama 25 basis point menjadi 5,25 persen. Dengan begitu, term structure operasi moneter BI untuk tujuh hari sebesar 5,25 persen, dua minggu sebesar 5,45 persen, satu bulan sebesar 5,7 persen, tiga bulan sebesar 6,1 persen, enam bulan 6,3 persen, sembilan bulan 6,4 persen, dan 12 bulan 6,5 persen.
GHOIDA RAHMAH