TEMPO.CO, Bandung - Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jawa Barat Alip Affandi mengatakan, Bulog menyiapkan daging beku untuk mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan harga daging sapi di Jawa Barat pasca Lebaran. “Kami masih ada alokasi di Jawa Barat itu 1.000 ton,” kata dia di Bandung, Rabu, 20 Juli 2016.
Alip mengatakan daging sapi itu sengaja disiapkan untuk mengantisipasi berulangnya tren kenaikan harga pasca Lebaran yang terjadi tahun lalu. Bulog misalnya, sudah dua pekan ini membuka penjualan daging sapi murah di seluruh kantor perwakilannya di Jawa Barat meneruskan penjualan daging sapi beku saat Ramadhan. “Kita jalan terus,” kata dia.
Menurut Alip, penjualan daging beku murah itu sengaja diteruskan untuk menahan kemungkinan kenaikan harga daging sapi. "Memang untuk memantain, karena tahun lalu setelah Lebaran justru harga-harga naik. Orang-orang juga masih meminta," kata dia.
Alip mengatakan, Bulog menyisihkan alokasi seribu ton daging sapi untuk kebutuhan itu di Jawa Barat. Sektiar 300 ton sudah tersedia disimpan di Jakarta. “Karena di sini tidak punya cold-storage. Jadi setiap saat selalu minta untuk terus memenuhi kontainer di Bogor dan di sini,” kata dia.
Terakhir dia mengaku meminta kiriman daging sapi beku hingga 5 ton untuk mengantisipasi permintaan daging beku yang dijual di kantor-kantor perwakilan Bulog di seluruh Jawa Barat. “Tapi di sini juga masih ada persediaan 5 ton,” kata Alip.
Alip mengatakan, selama sebulan penjualan daging beku saat Ramadhan lalu, Bulog sudah menjual daging sapi beku hingga 100 ton. Permintaan daging beku itu, diklaimnya paling banyak dicari diantara sejumlah bahan makanan yang dijual murah bersamaan.
Alip mengakui, penjualan daging beku itu sulit mengintervensi harga daging sapi di pasar. “Tapi kita memberikan alternatif pada masyarakat saja, itu daging segar walaupun mahal, orang tetap masih tetap ingin yang segar,” kata dia.
Selain daging sapi, Bulog Jawa Barat juga meminta tambahan stok untuk berjaga-jaga terjadinya lonjakan harga di sejumlah bahan makanan pokok lain. Diantaranya gula pasir. “Kita sudah mengeluarkan seribu ton lebih. Sekarang kita minta tambah lagi untuk mengisi gudang kita sekitar 100 ton,” kata Alip.
Belakangan pemerintah menerbitkan kebijakan membuka keran impor jeroan dan daging secondary cut. Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengaku pesimis dibukanya impor jeroan akan menekan harga daging sapi. “Belum tentu. Kemarin saja, katakanlah gebyar operasi pasar untuk menurunkan, istilahnya mancing, turun gak harga dengan adanya daging beku? Ternyata tidak,” kata dia di Bandung, Rabu, 20 Juli 2016.
Kendati demikian, Doddy mengaku, masih menunggu teknis kebijakan impor jeroan yang dibuka pemerintah. “Sampai sekarang belum ada informasi siapa (pengimpornya), dan berapanya,” kata dia.
Doddy mengatakan, harga daging sapi pasca Lebaran belum menunjukkan penurunan. Harganya di pasaran masih bertahan berkisar Rp 120 ribu per kilogram. Pemantauan harga rata-rata daging sapi di lima pasar tradisional di Kota Bandung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat mendapati harga daging sapi rata-rata hari ini Rp 122 ribu per kilogram.
AHMAD FIKRI