TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 84 kilometer ditargetkan selesai pada 2018. Kini proyek jalan tol itu telah memasuki proses pembebasan lahan. "Tahun ini saya rasa sudah bisa untuk ground breaking," kata Gubernur Banten Rano Karno saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2016.
Menurut Rano, proses pembangunan jalan tol yang ditujukan mempercepat pembangunan di Provinsi Banten itu, hanya tinggal menunggu instruksi pemerintah pusat, menyusul penandatanganan penetapan lokasi pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang pada 29 Juni lalu.
Dengan selesainya penetapan lokasi pembangunan jalan tol Serang-Panimbang, tahap selanjutnya yakni pelaksanaan pembebasan lahan oleh Kementrian PUPR dan Kanwil BPN Provinsi Banten. "Sudah ada di (pemerintah) pusat, tinggal tunggu acceptance (diterima) saja, langsung jalan (pembangunannya)," kata Rano.
Selain untuk mendukung pariwisata di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, pengoperasian jalan tol Serang-Panimbang juga diyakini mampu mengatasi disparitas wilayah utara dan selatan Banten.
Investasi untuk pembangunannya mencapai Rp10,8 triliun dengan kebutuhan lahan kurang lebih 785 hektare dan panjang 84 kilometer.
Pembangunan jalan tol dilakukan dalam tiga seksi, yaitu seksi I Serang-Rangkasbitung, seksi II Rangkasbitung-Bojong, dan seksi III Bojong-Panimbang.
Ada empat wilayah yang akan dilewati yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang, Lebak dan Pandeglang dengan rincian 14 kecamatan, 48 desa dan kelurahan.
ANTARA