TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan pada Juli ini daging kerbau asal India akan memasuki Indonesia. Begitu sampai, daging tersebut akan langsung dilempar ke pasar. Industri yang selama ini menyerap daging sapi dengan harga mahal akan menjadi target utama pemerintah untuk memasukkan daging kerbau impor itu.
"Kami harap Juli akan masuk 9.000 ton," kata Djarot seusai rapat membahas soal pangan di Istana Negara, Jakarta, Senin, 11 Juli 2016.
Djarot menuturkan mekanisme impor dan distribusi daging kerbau itu akan diambil alih Bulog. Menurut dia, daging kerbau lumrah dikonsumsi di negara-negara seperti Timur Tengah dan Malaysia.
Baca juga:
Kenapa Harga Bahan Pokok di Pasar Ciputat Masih Melambung?
Cegah Horor ‘Brexit’ Berulang, PU Kebut Pembangunan Dua Jalan Tol
Daging kerbau yang dimakan di negara-negara itu, kata dia, juga berasal dari India. Namun, di Indonesia, situasinya berbeda. Djarot menilai masih ada persepsi yang keliru dari konsumen Indonesia mengenai daging kerbau. "Di Malaysia, makan daging itu (kerbau) biasa saja," tuturnya.
Menanggapi asosiasi yang menolak rencana pemerintah mendatangkan daging kerbau, Djarot menyatakan hal itu wajar. Pasalnya, pihak yang menolak impor selama ini mendapatkan margin yang signifikan dari impor daging sapi. "Dengan adanya kerbau, margin sapi mereka akan ditekan," ucapnya.
Pemerintah berencana mengimpor daging kerbau sebanyak 10 ribu ton. Langkah itu ditempuh untuk menekan harga daging sapi yang kerap melonjak tinggi dan bergerak tidak stabil.
ADITYA BUDIMAN