TEMPO.CO, Jakarta - Akuisisi 82,2 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara oleh konsorsium yang dipimpin Arifin Panigoro melalui Medco Group dan Agus Projosasmito memberi sinyal positif bagi iklim investasi sektor pertambangan dan energi di Tanah Air.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, akuisisi itu murni aktivitas bisnis sehingga pihaknya tinggal menunggu laporan resmi dari Newmont Nusa Tenggara sebagai perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK). “Kami melihatnya sebagai satu perkembangan yang baik apalagi yang ambil-alih perusahaan nasional,” ujarnya, baru-baru ini.
PT Medco Energi Internasional Tbk. bersama Agus Projosasmito sepakat untuk mengakuisisi PT Amman Mineral Internasional (AMI) yang mengendalikan 82,2 persen saham PTNNT melalui AP Investment dengan nilai transaksi tak kurang dari US$ 2,6 miliar.
Adapun AMI baru saja menandatangani perjanjian jual beli saham untuk membeli PTNNT dari pemilik saham mayoritas sebelumnya, Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation. Sementara 17,8 persen sisa sahamnya masih dipegang oleh PT Pukuafu Indah milik keluarga Merukh.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono memahami alasan Newmont Mining Corporation melepas sahamnya di Nusa Tenggara Barat, tempat PTNNT beroperasi. “Mungkin dengan kondisi begini ingin konsentrasi bisnis (lainnya) yang ada di mana gitu,” ujarnya.
Kendati akuisisi itu juga menegaskan hengkangnya Newmont Mining Corporation dari Indonesia, Bambang menegaskan hal tersebut tidak akan berdampak negatif bagi iklim investasi dalam kacamata asing. Pasalnya, masih banyak investor yang berminat menanamkan modal di sektor pertambangan, khususnya penghiliran mineral.
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengungkapkan akusisi itu bisa terwujud berkat dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Dia menuturkan, beberapa proyek seperti pengembangan Blok Elang nantinya akan dikaji secara detail sebelum diputuskan cara dan waktu yang tepat. Opsi skema pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) yang saat ini tengah digarap PTNNT dengan PT Freeport Indonesia pun akan masuk dalam kajian strategis perusahaan.
President and Chief Executive Officer Newmont Mining Corporation Gary Goldberd menjelaskan penjualan asetnya di Indonesia bertujuan untuk mengurangi utang sekaligus mendanai proyek-proyek lainnya yang dianggap lebih menguntungkan.
“Menjual saham kami di PTNNT dengan nilai wajar sejalan dengan prioritas strategis kami dalam menurunkan utang, mendanai proyek dengan margin tertinggi, dan menciptakan nilai bagi pemegang saham.”