TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Posko Mudik Kementerian Perhubungan Sri Lestari Rahayu mengatakan tarif gratis ruas jalan tol untuk arus balik mudik tahun ini masih menjadi wacana. Lebih tepatnya adalah imbauan ketika ada kepadatan atau kemacetan seperti pada kasus puncak arus mudik.
"Wacana itu masih dibicarakan di tingkat kementerian karena setiap kementerian mengeluarkan kebijakan yang berbeda," kata Sri di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat, 8 Juli 2016.
Sebelumnya, Ketua Harian Posko Mudik lainnya dari kementerian yang sama, Peni Puji Turyanti, mengatakan pemerintah akan menggratiskan tarif ruas jalan tol yang mengalami kemacetan parah. "Pak Menteri menyampaikan, kalau antrean sudah sampai tiga kilometer, beliau akan membebaskan biaya masuk tol," ujarnya.
Namun, menurut Peni, apabila kepadatan sudah berkurang di bawah tiga kilometer, biaya jalan tol akan kembali dibebankan kepada para pemudik yang melewati ruas jalan tol tersebut. "Begitu sudah berkurang (macetnya), bayar lagi. Itu upaya supaya tidak terjadi kemacetan di tol," ujar Peni menambahkan.
Kementerian Perhubungan memprediksi, arus balik mudik akan terjadi pada hari ini, 8 Juli 2016, hingga Ahad, 10 Juli 2016. Pada puncak arus mudik yang lalu, terdapat beberapa catatan, khususnya mengenai kemacetan parah yang terjadi di ruas jalan tol Palimanan hingga Brebes Timur.
Satu penyebab kemacetan parah di sana adalah terjadinya penumpukan kendaraan di gerbang jalan tol keluar Brebes Timur. Penumpukan itu terjadi karena belum semua pintu jalan tol di sana menerapkan transaksi nontunai. Selain itu, tarif jalan tol juga tidak bulat, misalnya Rp 50.500, sehingga transaksi di pintu jalan tol pun memerlukan waktu.
Selain skenario menggratiskan tarif jalan tol, pemerintah juga meminta PT Pertamina aktif melakukan jemput bola di SPBU. Antrean yang terjadi di tempat ini juga dianggap menyumbang kepada kejadian kemacetan parah di Brebes. "Tapi tentunya Pertamina bekerja sama dengan kepolisian, karena menuju ke sana kan tidak mudah," ujar Peni.
Agar antrean di SPBU juga tidak menumpuk terlalu banyak, para pemudik juga diimbau dapat memperkirakan jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh kendaraannya agar tetap cukup selama di perjalanan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI