TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan inflasi Juni 2016 sebesar 0,66 persen (month-to-month) merupakan kenaikan harga terendah dibandingkan Ramadan sebelumnya. Hal itu, kata dia, membuat pasar keuangan masih merespons positif di tengah sentimen pemberlakuan kebijakan Undang-Undang Tax Amnesty.
"Inflasi 0,66 persen itu jika dibandingkan dengan inflasi di masa-masa puasa termasuk kategori yang paling rendah. Karena biasanya kalau puasa itu inflasi 0,9 -1,2 persen," kata Mirza di Bank Indonesia, Jumat, 1 Juli 2016.
Secara historis, kata Mirza, laju inflasi bulanan sebesar 0,66 persen di bulan Ramadan itu merupakan pencapaian yang positif. "Lebaran kan masih ada beberapa hari ke depan, kemungkinan kenaikan harga sudah mulai melandai," ucap Mirza.
Selain itu, kata Mirza, saat ini laju inflasi dari tahun ke tahun masih berada dalam rentang sasaran BI, yakni pada kisaran 4 persen plus minus 1 persen. "Inflasi secara year-on year pada Juni 2016 sebesar 3,45 persen. Kalau inflasi komponen inti pada Juni ini 3,49 persen," kata dia.
Dengan terkendalinya laju inflasi saat ini Mirza meyakini hingga akhir tahun laju inflasi masih berada dalam kisaran 3-4 persen. Hal itu terkait dengan tax amnesty inflow di pasar keuangan yang diperkirakan dapat menyerap dana repatriasi sebesar Rp 165 triliun. "Sehingga bagi kami di BI inflasi 4 plus minus 1 sampai akhir tahun bahkan mungkin 4 persen kalau sampai akhir tahun, itu sesuatu yang masih sangat mungkin," kata Mirza.
DESTRIANITA