TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi padi pada 2015 mencapai 75,40 juta ton gabah kering giling (GKG), yang mengalami kenaikan 6,42 persen atau 4,55 juta ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kenaikan produksi padi tahun 2015 terjadi di Pulau Jawa sebanyak 2,31 juta ton, dan di luar Jawa sebanyak 2,24 juta ton," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 1 Juli 2016.
Suryamin mengatakan, berdasarkan angka tetap (ATAP) 2015, kenaikan produksi padi tersebut terjadi karena kenaikan luas panen 0,32 hektare atau mencapai 2,31 persen menjadi 14,1 hektare dan peningkatan produktivitas 2,06 kuintal per hektare atau 4,01 persen.
Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2015 terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Aceh. Sedangkan penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jambi, dan Kalimantan Barat.
Kenaikan produksi padi pada 2015 sebanyak 4,55 juta ton tersebut terjadi pada subround Januari-April sebanyak 1,49 juta ton atau 4,73 persen, subround Mei-Agustus sebanyak 3,02 juta ton atau 13,25 persen, dan subround September-Desember sebanyak 38,71 ribu ton atau 0,23 persen dibandingkan dengan subround yang sama pada 2014.
Suryamin menambahkan, pola panen padi pada periode Januari-Desember 2015 relatif sama dengan tahun sebelumnya, di mana puncak panen terjadi pada Maret. Namun, pada 2015 ada indikasi mundur tanam sehingga panen terjadi pada April yang jauh lebih tinggi dibanding 2014 maupun 2013.
Sedangkan untuk produksi jagung pada 2015 sebanyak 19,61 juta ton pipilan kering, mengalami kenaikan 0,60 juta ton atau 3,18 persen dibandingkan pada 2014.
Kenaikan produksi tersebut terjadi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa masing-masing 0,46 juta ton dan 0,15 juta ton. Kenaikan produksi terjadi karena kenaikan produktivitas 2,24 kuintal per hektare atau 4,52 persen, meskipun luas panen mengalami penurunan 49.650 hektare atau 1,29 persen.
Untuk produksi kedelai 2015 sebanyak 963.180 ton biji kering, meningkat 8.190 ton atau 0,86 persen dibandingkan pada 2014. Peningkatan produksi kedelai tersebut terjadi di luar Pulau Jawa sebanyak 30.500 ton, sedangkan di Pulau Jawa terjadi penurunan produksi 22.310 ton.
Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan produktivitas 0,17 kuintal per hektare atau 1,10 persen, meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1.590 hektare atau 0,26 persen.