TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan inflasi pada Juni 2016 sebesar 0,66 persen disebabkan oleh naiknya harga pangan. "Tentu harga pangan yang memang dua bulan terakhir ini naik," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 1 Juli 2016.
Menurut Kalla, kenaikan harga pangan terjadi karena dua hal, yaitu ketersediaan yang kurang dan faktor cuaca. Untuk menstabilkan harga pangan, Kalla mengklaim pemerintah selalu berusaha lebih berimbang untuk menjaga kepentingan konsumen dan produsen.
Menurut Kalla, di satu sisi kenaikan harga bisa menguntungkan petani. Namun hal tersebut akan memberatkan konsumen. Kalla, mengatakan bisa saja pemerintah menurunkan harga pangan dengan membuka keran impor. "Tapi bagaimana petaninya?" kata dia.
Baca: Inflasi Indonesia
Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi Juni 2016 sebesar 0,66 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 124,29. Kepala BPS Suryamin mengatakan dari total 82 kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 2,1 persen dengan IHK 127,07. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,10 persen dengan IHK 127,38.
Suryamin mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan harga beberapa komoditas, yakni tarif angkutan udara, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, gula pasir, kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif listrik, emas perhiasan, dan tarif angkutan antarkota.
AMIRULLAH