TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan BUMN pengelola bandara PT Angkasa Pura II berencana melepas sahamnya kepada publik melalui penawaran umum saham perdana atau IPO dalam jangka waktu tiga tahun ke depan. “Kami telah membicarakan secara intensif,” kata Direktur PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 1 Juli 2016.
Di antaranya mengenai kemampuan penerimaan (earning power) serta perencanaan yang matang, karena perusahaan mereka memiliki aset yang besar.
Saat ini Angkasa Pura II sedang mempertimbangkan kapitalisasi pasar agar dapat mencapai sekitar Rp 100 triliun, sehingga apabila 20 persen saham mereka dilepas kepada publik dapat menghimpun dana sekitar Rp 20 triliun. "Dana yang tadinya didapat dari obligasi bisa kami substitusi dengan go public."
Hari ini PT Angkasa Pura II mencatatkan penerbitan obligasi I mereka di Bursa Efek Indonesia. Menurut Budi, pencatatan obligasi ini merupakan batu loncatan bagi Bursa Efek untuk merintis go public.
"Kami semangat kepada obligasi karena ini merupakan entri untuk tahun mendatang untuk menjadi perusahaan go public.” Ia berharap langkah ini bisa menjadi batu loncatan sehingga bisa melayani masyarakat dengan baik.
Untuk meningkatkan pendapatan, AP II berinvestasi dengan merevitalisasi bandara dan membangun bandara baru untuk memperbesar jangkauan. Selain mengembangkan bisnis bandara, Angkasa Pura II mengembangkan lini bisnis mereka lainnya, yakni di bidang kargo, properti, dan utilitas. Dengan begitu, pendapatan perusahaan itu dapat meningkat mencapai target Rp 100 triliun sebelum melantai di bursa efek.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI