TEMPO.CO, Jakarta - PT Medco Energi International Tbk., lini bisnis energi dan pertambangan milik Arifin Panigoro resmi menguasai saham PT New mont Nusa Tenggara dengan nilai transaksi US$2,6 miliar. perseroan itu mengandalkan pinjaman dalam negeri dan luar negeri untuk pembelian itu.
Komisaris Utama Medco Energi Muhammad Lutfi mengatakan bahwa langkah itu merupakan kebijakan besar yang diambil de ngan dukungan seluruh komponen di dalam negeri, terutama dari pemerintah.
“Pendanaan pinjaman konsorsium, dari dalam negeri berupa senior loan 25%, sisanya dari luar negeri,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (30 Juni 2016).
Berdasarkan pengumuman resminya, Newmont Mining Corporation, perusahaan tambang asal Amerika Serikat, hengkang dari Indonesia setelah seluruh kepemilikan sahamnya di Newmont Nusa Tenggara (NNT) dijual kepada PT Amman Mineral Internasional (AMI).
Medco Energi Group milik Arifin dan AP Investment yang dipim pin Agus Projosasmito, bekerja sama mengakuisisi saham di AMI dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI dengan struktur trans aksi berkelas dunia dan unik bagi perbankan Indonesia.
Selain Newmont Mining, seluruh saham Sumitomo juga dilepas ke PT AMI. PT Am man Mineral Internasional mengakuisisi 82,2% saham NNT. Sementara itu, saham yang masih tersisa sebesar 17,8% adalah milik PT Pukuafu Indah.
“Sisa saham 17,8% tetap punya Pukuafu Indah,” kata Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro.
Komposisi kepemilikan saham di NNT, sebanyak 56% dimiliki oleh Newmont Mining Corporation dan Sumitomo. Sementara itu, 44% saham sudah dimiliki oleh perusahaan lokal yaitu PT Multi Daerah Bersaing (MDB) 24% yang diperoleh dari hasil divestasi.
PT Multi Daerah merupakan perusahaan patungan antara PT Multicapital, anak perusahaan PT Bumi Mineral Resources Tbk. yang dimiliki Grup Bakrie, dengan PT Daerah Maju Bersaing (DMB).
PT DMB merupakan perusahaan milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemkab Sumbawa Barat. Adapun, PT Pukuafu Indah memiliki saham NNT 17,8% dan PT Indonesia Masbaga 2,2%.
PT Medco Energi Internasional Tbk. setuju untuk mengakuisisi AMI yang mengendalikan 82,2% saham Newmont Nusa Tenggara dengan nilai US$2,6 miliar.
Adapun AMI baru saja menandatangani perjanjian jual beli saham untuk membeli PTNNT dari pemilik saham mayoritas se belumnya, Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation.
Saat berada di Istana Negara, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menuturkan apabila Medco tertarik untuk mengambil alih hak divestasi pemerintah sebesar 7%, pemerintah tidak mempermasalahkan upaya tersebut.
“Kalau Medco mau beli ya enggak masalah. Artinya pemerintah udah enggak ngejar lagi,” katanya Kamis malam.
Padahal, Pasal 97 Ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP) No. 77/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan perusahaan tambang wajib melakukan penawaran divestasi saham kepada pihak Indonesia melalui tahapan menawarkannya kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, atau kepada BUMN dan BUMD, atau kepada badan usaha swasta nasional.
Adapun, pada tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat menyatakan minatnya untuk mengambil alih hak divestasi sebesar 7% tersebut.
Kala itu, Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli mengatakan pihaknya siap menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli sisa saham 7% di PT Newmont Nusa Tenggara.
KURANGI UTANG
Sementara itu, President and Chief Executive Officer Newmont Mining Corporation Gary Goldberd menjelaskan, penjualan asetnya di Indonesia bertujuan untuk mengurangi utang sekaligus mendanai proyek-proyek lainnya yang dianggap lebih menguntungkan.
“Menjual saham kami di PTNNT dengan nilai wajar sejalan dengan prioritas strategis kami dalam menurunkan utang, mendanai proyek dengan margin tertinggi, dan menciptakan nilai bagi pemegang saham,” katanya
Newmont Mining Corporation sendiri menjual 48,5% kepe - milikan di PTNNT kepada AMI dengan nilai US$1,3 miliar. Transaksi penjualan sahamnya diharapkan selesai pada kuartal III setelah mendapatkan seluruh persetujuan yang dibutuhkan, termasuk dari Pemerintah Indonesia
Newmont Mining Corporation terus memperkuat neraca keuangannya selama 3 tahun terakhir dengan menghasilkan US$1,9 miliar pada penjualan aset non-inti sekaligus menurunkan utang bersih sebesar 37% sejak 2013.