T
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan inflasi Juni 2016 tercatat 0,66 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 124,29. "Dalam situasi menghadapi Lebaran yang tinggal beberapa hari lagi, inflasi Juni cukup terkendali," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Jumat, 1 Juli 2016.
Dibandingkan dengan inflasi Juni sejak 6 tahun lalu, Suryamin menyebut, inflasi bulan lalu terkontrol. Inflasi Juni 2010 tercatat 0,97 persen; 2011 sebesar 0,55 persen; 2012 sebesar 0,62 persen; 2013 sebesar 1,03 persen; 2014 sebesar 0,43 persen; dan 2015 sebesar 0,54 persen.
Suryamin mengatakan, dari total 82 kota IHK, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang, yakni 2,1 persen dengan IHK 127,07. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang, 0,10 persen dengan IHK 127,38.
Tingkat inflasi tahun kalender 2016 tercatat 1,06 persen. Sedangkan inflasi Juni yoy 3,45 persen. Komponen inti Juni 2016 mengalami inflasi 0,33 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender 1,53 persen, dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,49 persen.
Komponen energi Juni 2016 mengalami inflasi 0,12 persen. Tingkat inflasi komponen energi tahun kalender -7,27 persen, dan tingkat inflasi komponen energi tahun ke tahun -7,29 persen.
Suryamin mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Komoditas tersebut ialah angkutan udara, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, gula pasir, kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif listrik, emas perhiasan, dan tarif angkutan antarkota.
Adapun komoditas yang menahan laju inflasi adalah bawang merah, yang menurun 10,19 persen. "Penurunan terjadi karena pasokan banyak tersedia di sentra produksi," tutur Suryamin.
Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga ialah ayam hidup, daging sapi, jengkol, kacang panjang, kangkung, ketimun, petai, jeruk, kelapa, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, dan mobil. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selain bawang merah adalah tomat sayur dan tomat buah.
Suryamin mengatakan kenaikan harga ditunjukkan dengan naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Kenaikan tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan, yaitu 1,62 persen; kelompok sandang 0,70 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,63 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,58 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,15 persen; kesehatan naik 0,34 persen; dan pendidikan, rekreasi, serta olahraga naik 0,03 persen.
Pengeluaran penyumbang andil terbesar dalam inflasi adalah kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. Ketiganya menyumbang andil 0,34 persen, 0,11 persen, dan 0,12 persen.
VINDRY FLORENTIN