TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat menguat terhadap pound sterling Inggris untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir pada Kamis atau Jumat pagi WIB, 1 Juli 2016, karena bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), mengisyaratkan pelonggaran moneter pada musim panas ini.
Gubernur BoE Mark Carney mengatakan pada Kamis, 30 Juni 2016, bahwa bank sentral mungkin perlu melonggarkan kebijakan moneternya dalam beberapa bulan guna membatasi dampak dari keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Jumat lalu, 24 Juni 2016.
Sterling telah jatuh 11 persen sejak keputusan Brexit, tingkat terendah dalam 31 tahun terakhir. Analis mengatakan, meski kemerosotan menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Inggris, mata uang lemah dapat membantu meredam dampak Brexit.
Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir pada 25 Juni, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 268 ribu, meningkat 1.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis.
Rata-rata pergerakan empat minggu mencapai 266.750, tidak berubah dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,48 persen menjadi 96,233 pada akhir perdagangan pada Rabu.
Dalam akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1108 dolar dari 1,1046 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3430 dolar dari 1,3321 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7438 dolar dari 0,7361 dolar.
Dolar dibeli 103,28 yen Jepang, lebih tinggi daripada 102,56 yen pada sesi sebelumnya. Dolar jatuh ke 0,9784 franc Swiss dari 0,9798 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2977 dolar Kanada dari 1,2980 dolar Kanada.
ANTARA