TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penerbitan saham baru atau right issue dengan melepas sebanyak-banyaknya lima miliar saham dengan harga yang dipatok Rp 110,88 per lembar saham.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Artha Graha Anas Latief, rencana Penawaran Umum Terbatas V itu dilakukan melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Apabila target terpenuhi, setidaknya Bank Artha Graha akan mampu meraup dana sekitar Rp 554,4 miliar. "Right issue ini untuk memperkuat permodalan perusahaan," ujar Anas Latief di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Juni 2016.
Emiten berkode saham INPC itu juga akan menerbitkan waran yang jumlahnya tidak lebih dari jumlah saham yang ditempatkan saat penyampaian pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kami berharap ini bisa dilakukan pada tahun ini juga, bila hal ini memungkinkan. Kami mempunyai waktu efektif selama 12 bulan," ucap Anas.
Saat ini kata Anas, rasio kecukupan modal perseroan hingga akhir kuartal I-2016 masih cukup kuat di level 20,5 persen. Dan rasio FDR (pembiayaan terhadap simpanan) sekitar 80 persen hingga akhir kuartal pertama 2016. Dengan begitu perseroan masih mempunyai ruang yang cukup untuk mencapai target pertumbuhan kredit.
"Kami juga menargetkan DPK (dana pihak ketiga) di 2016 sebesar 15 persen. Target-target ini terkait dengan kondisi tantangan ekonomi yang sedang terjadi," kata Anas.
Anas menambahkan, bila right issue itu berhasil direalisasikan tahun ini, selain untuk penyaluran kredit perseroan juga akan menggunakan dana untuk penambahan jaringan. "Kalau bisa memanfaatkan insentif dari OJK terkait pembukaan cabang, akan kami manfaatkan. Karena, sekarang NIM kami 4,5 persen dan BOPO 90 persen."
DESTRIANITA KUSUMASTUTI