TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibayangi aksi ambil untung. “Seperti di sektor properti dan berpindah ke sektor lainnya, misalnya perbankan,” ujarnya seperti dikutip dari rilisnya, Rabu, 29 Juni 2016.
Aksi ambil untung ini, menurut Reza, didorong oleh kepercayaan diri para pelaku pasar akibat sentimen positif dari disahkannya Undang-Undang Pengampunan Pajak. “Namun perlu diwaspadai apabila penguatan IHSG dimanfaatkan untuk profit taking dan gagal dalam pengujian resisten berikutnya menembus area 4.900,” ucapnya.
Reza memprediksi, hari ini IHSG akan berada dalam rentang support 4.830-4.852 dan resisten 4.899-4.921. “Tetap cermati sentimen yang ada,” katanya.
Seperti diketahui, berita pengesahan Undang-Undang Tax Amnesty oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada pertengahan sesi kedua telah meniupkan angin segar bagi pasar saham dan valas, kemarin. Nilai tukar rupiah semakin perkasa ke level terkuatnya dalam tiga pekan. IHSG pun terlihat memimpin penguatan di antara pasar regional.
IHSG kemarin ditutup 46,12 poin atau 0,95 persen di level 4,882.17. Sepanjang pergerakan, IHSG searah dengan penguatan laju rupiah, lalu diimbangi asing yang mencatatkan net buy. Asing tercatat kembali melakukan aksi beli (dari net buy Rp 785,86 miliar menjadi net buy Rp 691,47 miliar).
Disahkannya beleid tersebut telah memberikan harapan terhadap pengurangan risiko fiskal serta meningkatkan pendapatan pemerintah yang diekspektasikan Bank Indonesia dapat menarik dana-dana di luar negeri. Pemohon pengampunan pajak, yang hanya melaporkan (deklarasi) kekayaannya di luar negeri, dikenakan tarif 10 persen.
Sedangkan tarif tebusan untuk aset repatriasi dan deklarasi aset dalam negeri 5 persen. Sebelumnya, BI memperkirakan, kebijakan pengampunan pajak mampu memecahkan persoalan anggaran pemerintah untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan menggenjot pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen pada 2016.
DESTRIANITA