TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio optimistis target sebanyak 35 emiten baru dapat tercapai tahun ini. Terlebih hari ini pihaknya telah meresmikan penggunaan tempat atau sarana Pusat Informasi Go Public yang mempermudah para calon emiten untuk melengkapi syarat untuk melantai di bursa. “Realisasi emiten Insya Allah target 35 tercapai tahun ini, ada satu emiten nanti tanggal 30 Juni, lalu minggu ada lagi. Jadi sembilan emiten bulan ini,” ujar Tito Sulistio di Bursa Efek Indonesia, Senin, 27 Juni 2016.
Untuk saat ini Pusat Informasi Go Public baru didirikan di wilayah Jakarta. Namun dalam waktu dekat, akan disusul peresmian pusat informasi lainnya di surabaya, Bandung, dan Medan. Selain itu nantinya Pusat Informasi Go Public juga dapat diperoleh dengan menghubungi kantor perwakilan BEI (yang kini telah berubah nama menjadi Pusat Informasi Go Public) yang telah tersebar di 20 kota di seluruh Indonesia.
Pusat Informasi Go Public itu nantinya akan berguna bagi perusahaan uyang berada di daerah untuk mendapatkan informasi mengenai Go Public. Bahkan direktur perusahaan mereka tidak perlu untuk berangkat ke Jakarta untuk mengurus rencana IPO karena semua bisa dikerjakan di dalam Pusat Informasi itu. “Nanti proses go public itu bisa 3 bulan sampai setahun. Mereka juga akan dikenalkan ke penjamin efek ke sana, jadi nggak perlu ke Jakarta,” ujar Tito.
Kepala Eksekutif pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menyambut positif adanya Pusat Informasi Go Public, karena hal itu akan memudahkan para investor untuk masuk ke pasar modal. “Pasar modal kita sudah cukup kuat dibandingkan dengan negara lain. Kita telah memasuki MEA, sehingga kejelasan investasi dan perlindungan investor perlu kita tingkatkan,” ujar Nurhaida.
Saat ini, jumlah perusahaan yang tercatat di BEI baru mencapai 527 emiten. Meskipun sejak 2010 pertumbuhan perusahaan yang tercatat di BEI telah mencapai 25 persen atau termasuk tertinggi dibandingkan bursa lain di kawasan regional, namun jumlah perusahaan BEI masih kalah bila dibandingkan dengan Bursa Efek Thailand (644 emiten), ursa Singapura (766 emiten) dan Bursa Malaysia (904 emiten).
Bahkan jumlah emiten di BEI masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan bursa negara maju di Asia seperti Korea (1.981 emiten), Jepang (3.521 emiten), Cina dengan tiga bursa efeknya Hongkong Exchange (1.899 emiten), Shanghai Stock Exchange (1.100 emiten) dan Shenzen Stock Exchange (1.774 emiten), dan India dengan dua bursa efeknya BSE India Limited (5.949) dan National Stock Exchange of India (1.811 emiten).
DESTRIANITA KUSUMASTUTI