INFO BISNIS - Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Lengkuas. Dengan panoramanya yang mempesona, telah membuat pulau yang terletak di Kabupaten Belitung ini menjadi magnet bagi para turis untuk menginjakkan kakinya ke sana.
Di Pulau Lengkuas ini, para turis masih bisa menyaksikan sebuah mercusuar yang dibangun Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1882 silam. Selain itu, pantainya juga dihiasi batu granit besar serta pasir putih yang sesekali dihempas air laut yang jernih.
Baca Juga:
Jadi tidak salah jika pemerintah pun menetapkan Kabupaten Belitung sebagai salah satu dari 10 kawasan pariwisata prioritas yang ada di Indonesia. Pulau Lengkuas telah menjadi ikon dari pariwisata Kabupaten Belitung. Para wisatawan juga semakin ramai yang datang ke pulau ini.
Sayangnya, di balik keindahan alam Pulau Lengkuas, ada sebuah pemandangan yang sebetulnya tidak perlu terjadi di sini. Apa itu? Banyaknya sampah berserakan yang ditinggalkan begitu saja oleh para turis. Banjirnya sampah di Pulau Lengkuas ini, kemungkinan disebabkan minimnya kesadaran wisatawan yang datang untuk menjaga kebersihan lingkungan di sana.
Seorang penjaga mercusuar berusia 52 tahun bernama Suherman pun terpaksa turun tangan untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di Pulau yang hanya dihuni tiga orang ini. Ia membakar semua sampah-sampah itu. "Kalau sampah banyak lagi, ya kita bakar lagi,” ujar pria yang sudah mengabdikan diri hampir 30 tahun menjadi penjaga mercusuar di Pulau Lengkuas ini.
Baca Juga:
Sampah yang menumpuk di Pulau Lengkuas ini beragam, mulai dari botol air mineral, plastik, kulit kelapa, hingga tusukan sate. Menurut Suherman, sebaran sampah di pulau ini dapat merusak potensi pariwisata yang tengah dipromosikan pemerintah.
Karenanya, ia berpesan kepada para travel agent agar peduli terhadap sampah bekas wisatawan yang singgah di Pulau Lengkuas ini. Menurut Suherman, seringkali para travel agent hanya membawa wisatawan dalam sebuah paket wisata, namun tidak mau membawa sampahnya kembali. "Kalau travel tujuannya baik, bawa lah sampah-sampah tersebut,” kata Herman.
Pria paruh baya ini juga sempat geram karena turut dibebankan dalam pengelolaan sampah yang bukan menjadi tugasnya. Memang Suherman hanya ditugaskan Kementerian Perhubungan untuk menjaga mercusuar di salah satu pulau terluar di Belitung, dan bukan untuk membersihkan sampah. "Saya punya gaji bukan buat sampah, tapi buat jaga keselamatan pelayaran. Hargailah petugasnya, jaga kebersihannya,” ucap Suherman.
Ikuti kuis berhadiah Rp 500 ribu di twitter @tempodotco, mulai Rabu, 29 Juni 2016 #TempoKuis. (*)