TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) mengejutkan. Sebab, sehari berselang, diprediksi Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia, Selandia Baru, dan Irlandia Utara, akan bertahan.
Tentunya, kata Darmin, ini akan berpengaruh terhadap Indonesia, lantaran hampir semua negara Britania Raya merupakan rekan baik Indonesia di segala bidang. "Mengejutkan memang, tapi tak akan mengkhawatirkan," ujar Darmin di kantornya, Jumat, 24 Juni 2016.
Untuk sektor keuangan semacam pasar saham, Darmin mengklaim akan segera pulih dalam waktu hitungan hari. Sayangnya, ia memastikan nilai tukar akan fluktuatif dalam waktu yang agak lama. "Tapi secara keseluruhan dampaknya tak besar, efeknya tak tinggi dan juga tak rendah," ucap dia.
Karena itu, Darmin mengatakan akan terus memantau dan berkomunikasi dengan sesama negara ASEAN. Lain halnya dengan Inggris. Sesaat referendum diumumkan, pound sterling anjlok ke titik terendah sejak 1985. Begitu juga dengan pendapatan pajak dan visa negara tersebut kelak.
Inggris memilih keluar dari Uni Eropa setelah 43 tahun, dengan perbandingan jumlah suara setuju dan menolak 52 persen dan 48 persen. Ketua Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), Nigel Farage, menyatakan hari ini, Jumat, 24 Juni 2016, sebagai hari “kemerdekaan” bagi Inggris.
Sebelum hasil voting keluar, Farage telah memprediksi kemenangan Brexit pada Kamis, 23 Juni 2016. Suara agar Inggris bertahan di Uni Eropa menang di London dan Skotlandia dengan persentase 60 persen dari total suara.
Namun, di luar London, terutama di Inggris Utara, suara pro-Brexit unggul lebih banyak. Meski Inggris kini menjadi negara pertama yang keluar, bukan berarti Inggris langsung kehilangan statusnya sebagai anggota persatuan 28 negara di Eropa tersebut.
ANDI IBNU | IDKE DIBRAMANTY YOUSHA | BBC | MS