TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mendorong PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau PT Jasindo mempercepat penetrasi asuransi ternak sapi agar akses finansial bagi peternak meningkat.
Kepala Kantor OJK Malang Indra Krisna mengatakan, dari hasil kunjungan ke lapangan, ke peternak sapi di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terungkap bahwa peternak masih belum tahu dan kurang tertarik dengan produk asuransi ternak.
Peternak masih yakin, tanpa perlindungan asuransi, usaha mereka tetap lancar. Sebab, pelayanan koperasi soal pemeriksaan dan penanganan kesehatan ternak sudah sangat baik.
“Karena itulah saya minta Jasindo melakukan sosialisasi agar cakupan ternak sapi yang diasuransikan bisa banyak,” ujar Indra di Malang, Kamis, 16 Juni 2016.
Indra menduga, peternak sapi, baik pedaging maupun perah, kurang tertarik dengan produk asuransi ternak karena menganggap preminya terlalu tinggi. Produk asuransi ternak konvensional dan preminya 2 persen dari harga sapi.
Namun, dengan asuransi ternak program pemerintah tersebut, sebagian besar premi ditanggung pemerintah, sedangkan sisanya ditanggung peternak. Nilai premi Rp 200 ribu per ekor per tahun, sedangkan nilai pertanggungannya Rp 10 juta per ekor.
Menurut Indra, sapi peternak yang dilindungi program asuransi akan cepat disertifikasi. Dengan begitu, sertifikat sapi bisa digunakan sebagai transaksi dan agunan bagi peternak yang membutuhkan uang mendadak. Mereka tidak perlu menjual sapi saat mendadak membutuhkan uang dalam jumlah tidak banyak.
Adanya program asuransi ternak sapi juga diharapkan dapat meningkatkan akses finansial bagi peternak. Hal itu terjadi karena usaha mereka menjadi layak didanai bank, bankable, karena dilindungi asuransi.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Sulistyanto mengaku belum tahu program asuransi ternak sapi yang didukung pemerintah. Namun, dia menilai, peternak sapi perah tidak terlalu tertarik dengan asuransi ternak non-program. Sebab, nilai preminya dinilai memberatkan.
Sebagai catatan, saat ini, sapi perah di Jawa Timur tercatat 187 ribu ekor, sedangkan nasional 325 ribu ekor.