TEMPO.CO, Jakarta - PT Sillo Maritime Perdana Tbk hari ini resmi mencatatkan sahamnya di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan itu tercatat sebagai emiten keenam dengan kode saham SHIP.
Tahapan proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Sillo Maritime Perdana Tbk dimulai melalui pelaksanaan due indulgence meeting dan public expose pada 25 Mei 2016. Setelah itu melalui surat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Juni 2016, mereka melakukan proses penawaran saham dari 8 Juni hingga 10 Juni 2016.
Hasil proses book building harga saham SHIP ditetapkan pada Rp 140 per lembar saham dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 500 juta lembar saham, atau sebesar 20 persen dari total modal yang disetor penuh. Dengan demikian jumlah dana IPO yang dicapai sebesar Rp 70 miliar.
Menurut Direktur Utama PT Sillo Maritime Perdana Tbk Edi Yosfi, 97 persen hasil dana dari pelepasan saham akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan. "Yakni melalui penyertaan 50,84 persen saham pada PT Suasana Benua Sukses, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja," ujar Edi Yosfi di BEI, Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016.
Dalam menjalankan bisnisnya, Sillo mengutamakan kontrak-kontrak jangka panjang yang biasanya diperuntukkan bagi kegiatan perusahaan minyak dan gas yang sudah dalam tahapan produksi. Walaupun dalam 1-2 tahun belakangan ini harga minyak dan gas menurun secara drastis, menurut Direktur Operasional Sillo Sumanto Hartanto, tidak berpengaruh signifikan pada kegiatan perseroan.
"Karena kegiatan produksi minyak dan gas harus tetap berjalan secara normal dan berkelanjutan, sedangkan saat saat ini seluruh kapal milik perseroan sudah mempunyai kontrak untuk beberapa tahun ke depan," ujar Sumanto Hartanto. Saat ini perseroan memiliki armada sebanyak delapan kapal, yakni CNOOC 114, INA SELA, INA TUNI, INA WAKA, INA PERMATA, INA LATU, dan LAKSMINI.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI