TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan sejumlah penghematan, salah satunya dengan memangkas biaya operasional hingga Rp 900 miliar. Hal ini tidak lepas dari kondisi perekonomian yang belum membaik.
Direktur Treasury and Market Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan biaya operasional sudah naik 20 persen pada kuartal pertama tahun ini. Ia menargetkan angka itu bisa turun. “Hingga di bawah 15 persen,” ucapnya di kantornya, Rabu petang, 15 Juni 2016.
Salah satu yang bisa dilakukan bank pelat merah itu adalah melakukan efisiensi dan membuat prioritas dalam pengembangan bisnis pada masa mendatang. "Yang cukup besar terkait dengan pengembangan ekspansi dari sisi outlook akan dikurangi," ujarnya.
Selain dengan menekan ekspansi, tutur Pahala, pengurangan yang dilakukan ada di sektor electronic channel, termasuk di dalamnya rencana mengurangi penambahan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan mesin electronic data capture (EDC).
"Misalnya, tadinya kita punya rencana 50 ribu tambahan EDC, kita kurangi setengahnya saja," kata Pahala. Dia berujar, yang lebih penting adalah mengalihkan fokus agar produktivitas EDC yang ada saat ini dapat meningkat. "ATM juga dipotong setengahnya. Produktivitas di beberapa titik ATM juga kita tingkatkan."
Sedangkan untuk biaya promosi, Pahala mengatakan tak banyak dilakukan pemangkasan. Meskipun tak terlalu signifikan, hasil pemangkasan biaya promosi itu diyakini dapat membantu menekan biaya operasional.
Pemangkasan biaya operasi juga berdampak pada rekrutmen pegawai yang mengalami perlambatan. Tenaga ahli di daerah-daerah juga terkena imbas karena jumlahnya dikurangi cukup signifikan.
GHOIDA RAHMAH