TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi masukan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Ia berterima kasih kepada SBY karena sudah memberikan saran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Beliau ketua umum partai, justru kewajibannya memberi dukungan atau kritikan," ucap Jusuf Kalla di sela acara peluncuran buku milik Sidarto Danusubroto di Energy Building, Jakarta, Ahad, 12 Juni 2015.
Meski demikian, Wapres belum bisa menanggapi saran tersebut lantaran ia baru membaca judul beritanya saja. Ia mengatakan akan mengkaji masukan dari Partai Demokrat.
Dua hari lalu, dalam acara silaturahmi dan buka puasa bersama para pengurus dan kader Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, SBY melontarkan sejumlah kritik dan saran bagi pemerintahan Jokowi-JK. Ada tujuh catatan kritis untuk pemerintahan Jokowi, menurut Demokrat.
Beberapa di antaranya soal sektor ekonomi. Presiden Indonesia keenam itu menyebut kondisi ekonomi yang lemah berdampak pada pertumbuhan yang rendah. Kondisi itu ikut menggerus pendapatan dan daya beli masyarakat.
SBY mengatakan, ketika ekonomi global melemah dan Indonesia ikut mengalaminya, pemerintah diminta serius mengelolanya. Dalam hal daya beli masyarakat, misalnya, ia menuturkan, dari data statistik, terjadi penurunan pendapatan per orang, yakni pada 2014 ke 2015, Rp 2.150.000.
Ia memprediksi, penurunan pendapatan pada 2016 bisa lebih rendah lagi. Hal itu dapat dilihat di lapangan, ketika belanja masyarakat menurun. Selain itu, isu yang menjadi sorotan SBY ialah soal bantuan langsung tunai dan belum siapnya Indonesia menuntaskan tragedi 1965.
ADITYA BUDIMAN