TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tidak mudah bagi pemain baru untuk mengimpor daging dalam situasi kritis menjelang Lebaran seperti saat ini. “Mesti punya pengalaman dan fasilitas," kata Kalla, Jumat, 10 Juni 2016, di kantornya, Jakarta Pusat. Pernyataan itu merespons dugaan bahwa impor daging belakangan ini melibatkan sejumlah nama importir baru.
Kalla mengatakan perusahaan importir daging harus memiliki fasilitas cold storage untuk menyimpan daging. Jika tidak, perusahaan akan menderita kerugian karena daging akan membusuk. Selain itu, perusahaan juga harus punya sistem distribusi yang luas.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menargetkan harga daging sapi harus turun di bawah Rp 80 ribu sebelum Lebaran. Saat ini harga daging sapi berada di kisaran Rp 110 ribu per kilogram. Pemerintah pun memutuskan untuk membuka kran impor untuk menurunkan harga daging sapi.
Kementerian Perdagangan pun menerbitkan surat penugasan impor sapi kepada beberapa perusahaan. Di antara perusahaan itu terdapat PT Evita Manunggal yang mendapat kuota sebanyak 9 ribu ton.
PT Evita Manunggal ditugasi Kementerian Perdagangan untuk melakukan stabilisasi harga dengan cara operasi pasar dan distribusi daging sapi. Perusahaan ini disebut-sebut pemain baru dalam impor daging sapi.
Kalla mengatakan tidak mengetahui pasti perusahaan-perusahaan yang ditugaskan Kementerian Perdagangan. "Itu masalah yang ditugaskan kepada Menteri Perdagangan untuk mengaturnya," kata Kalla.
AMIRULLAH