TEMPO.CO, Tokyo - Toyota Motor Jepang berencana untuk memperkenalkan sistem telecommute yang memungkinkan 25.000 karyawanya mengerjakan tugas dari rumah. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan kerja. Perusahaan mobil terkemuka di dunia ini tengah bernegosiasi dengan serikat pekerja dan berencana menjalankan program ini awal Agustus 2016. Program ini dapat diperluas ke hampir sepertiga dari 72 ribu jumlah karyawannya.
Program ini hanya berlaku bagi karyawan yang telah bekerja di kantor pusat Toyota selama lima tahun dan dibatasi hanya pada bidang tertentu, seperti human resources, accounting dan departemen sales, penelitian dan pengembangan, serta beberapa tugas strategis lainnya. "Rencananya, melalui program ini memungkinkan karyawan akan lebih banyak bekerja di rumah dan hanya akan datang atau bekerja di kantor selama dua jam seminggu," seperti dilansir di The Economic Times, Kamis, 9 Juni 2016.
Untuk mencegah kebocoran data, perusahaan akan menyediakan komputer khusus sehingga data-data terjaga dengan aman. Program ini berlaku bagi karyawan yang berada di kantor pusat Toyota.
Lewat program ini, TMC berharap bisa mengurangi operasional di kantor hingga 25 ribu orang. Selain memungkinkan karyawan untuk bekerja di rumah melalui personal computer (PC) untuk tugas-tugas administrasi, Toyota juga ingin para penjual produk Toyota (sales) untuk mengurangi perjalanan, antara ke kantor dan untuk bertemu para pelanggan sehingga mengefisiensi waktu dan tenaga.
Toyota berharap sistem kerja yang fleksibel ini akan membantu mempertahankan pekerja terampil dan berpengalaman untuk nyaman bekerja. Karyawan laki-laki memiliki lebih banyak waktu untuk anak-anak mereka dan mendorong karyawan perempuan untuk tidak meninggalkan pekerjaan mereka setelah menikah atau memiliki bayi.
Tidak hanya itu, program ini juga akan membantu perusahaan meminimalisir jumlah karyawan yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk mengurus orang tua mereka, di tengah kondisi masyarakat yang cepat menua.
The Economic Times | ABDUL AZIS