TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberikan target kepada pihak investor untuk menuntaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah pada 2019. Jokowi mengatakan penandatanganan financial closing atau pemenuhan pembiayaan proyek menjadi bukti kesungguhan pemerintah dalam memuluskan proyek ini. “Sekarang gantian, pemerintah sudah selesaikan masalah, saya minta investor agar proyek tidak mundur,” katanya di Istana Merdeka kemarin.
Presiden Jokowi mengatakan financial closing merupakan bukti bahwa pemerintah serius membangun PLTU Batang yang sempat tertunda selama empat tahun karena persoalan pembebasan tanah. Ia ingin pengerjaan PLTU tersebut selesai pada 2019 dan bisa langsung beroperasi. Jokowi mengatakan akan mengecek ke lapangan untuk melihat langsung perkembangan pembangunan. "Pasti saya cek dua sampai tiga kali ke lapangan. Urusan yang penting seperti ini pasti saya ikuti," ucap Jokowi.
Ia menjelaskan, tidak mudah bagi pemerintah untuk menyelesaikan pembebasan lahan. Semula ia menargetkan enam bulan bisa selesai, tapi faktanya meleset enam bulan. Bagi pemerintah, ucap Jokowi, kelanjutan PLTU Batang amat penting karena merupakan proyek public private partnership pertama bagi pemerintah.
Di sisi lain, kebutuhan masyarakat akan listrik pada masa yang akan datang bakal terus meningkat. Pemerintah, Jokowi melanjutkan, tidak ingin para pelaku usaha dan masyarakat mengalami kekurangan pasokan listrik. "Kalau saya ke daerah keluhannya selalu seperti itu. Jangan dianggap enteng," ujarnya.
PLTU Batang merupakan salah satu proyek prioritas nasional yang dibangun dengan skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha. Pembangkit berkapasitas 2 x 1.000 megawatt dengan nilai investasi sekitar US$ 4 miliar atau Rp 52 triliun ini mendapat penjaminan dari pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Pelaksana proyek ini adalah PT Bhimasena Power Indonesia, yang merupakan konsorsium Electric Power Development Co, Ltd (34 persen); PT Adaro Power (34 persen); dan Itochu Corporation (32 persen). PT Adaro Power adalah anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh PT Adaro Energy Tbk.
ADITYA BUDIMAN