TEMPO.CO, Jakarta – Perum Bulog telah mengantongi izin impor 10 ribu ton daging sapi. Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu menyatakan, sebagai langkah awal, perusahaan pelat merah ini akan memasukkan 4.000 ton dengan 20 truk kontainer.
“Daging didatangkan dari Selandia Baru dan Australia,” ujar Wahyu saat ditemui di gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, 7 Juni 2016. Impor dilakukan untuk meredam harga daging sapi di pasar. Saat ini Bulog memiliki persediaan daging sapi 1.200 ton.
Wahyu menuturkan, untuk membawa daging dari negara asalnya, Bulog bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia. Wahyu menyampaikan daging harus dibawa dengan pesawat dan tidak bisa dengan kapal laut. “Untuk menjaga kualitas daging,” tuturnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin, yang hari ini berkunjung ke gudang Bulog, mengatakan di baru saja melihat tempat transit daging yang diimpor dari Australia tersebut. Menurut Ade, fasilitas yang digunakan sudah cukup baik. Soal stok daging menjelang Lebaran, politikus Partai Golongan Karya ini menjamin ketersediaan sampai Idul Fitri nanti sudah cukup.
Terkait dengan harga, Ade berujar, daging sapi ini dibanderol Rp 80 ribu per kilogram untuk operasi pasar. “Di Pasar Tambun Rp 85 ribu,” katanya. Ia melanjutkan, pedagang dan pengecer biasanya mengambil untung Rp 5.000-10.000 per kilogram.
BAGUS PRASETIYO