TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Batang dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal mengembangkan demplot bawang putih seluas satu hektare. Pembudidayaan komoditas bawang putih tersebut merupakan proyek percontohan yang dilakukan di Desa Dales, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Sebelumnya, Bank Indonesia telah mengembangkan langkah serupa di Kabupaten Tegal.
Wakil Bupati Batang Soetadi menyambut baik langkah tersebut, karena bawang putih merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan. Dia menghitung terdapat kebutuhan bawang putih hingga 500.000 ton/tahun di seluruh Indonesia.
"Sementara dari kebutuhan tersebut, produksi dalam negeri baru tercapai 25.000 ton. Oleh karena itu, stok bawang putih di Indonesia masih bergantung kepada impor," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi, Senin (6 Juni 2016).
Dia berharap keberadaan demplot bawang putih tersebut dapat memacu semangat petani di Batang untuk bisa meningkatkan inovasi dan melahirkan perubahan, sehingga bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Joni Marsius mengatakan pengembangan komoditas bawang putih dilakukan pada kelompok binaan dari Gapoktan Peni Murni. Pada 2015, sambungnya, BI telah melakukan penanaman demplot bawang putih varietas Tawangmangu di atas lahan seluas 3.000 m2 di Kabupaten Tegal.
"Ternyata hasil panen yang diperoleh sungguh menggembirakan, yakni total yang diperoleh mencapai 22,5 ton/hektare (basah). Kami berharap penanaman di Kabupaten Batang mampu menyusul jejak penananam di Kabupaten Tegal," katanya.
Menurut dia, pengembangan tersebut diyakini dapat membantu menekan impor bawang putih di Indonesia, di mana saat ini 95% dari pasokan bawang putih masih didominasi oleh produk impor. Dia menambahkan kualitas benih yang digunakan tidak kalah baik dengan bawang putih impor.
"Selain itu, kami berharap mampu mengendalikan inflasi dari komoditas pangan yang menjadi salah satu tugas Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan harga," tuturnya.