TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan Presiden Joko Widodo belum tentu berkenan dengan proyek kereta berkecepatan sedang Jakarta-Surabaya yang pengerjaannya akan dilakukan bersama dengan Jepang. Jonan mengatakan ia masih menunggu arahan dari Presiden.
"Saya masih bicara dengan Presiden Joko Widodo. Kalau beliau berkenan, saya akan bicara lagi dengan Jepang," ujar Jonan kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 6 Juni 2016.
Jonan pun mengatakan sampai saat ini belum ada arahan untuk melakukan uji kelayakan atas proyek yang akan memotong waktu tempuh Jakarta-Surabaya dari delapan jam menjadi empat jam saja. Ia menilai hal itu wajar mengingat inisiatif proyek kereta ini baru beberapa bulan umurnya.
Ditanyai apakah inisiatif proyek ini benar dari Jepang seperti yang selama ini dikabarkan, Jonan membantah. "Enggak kok, inisiatifnya dari kami," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan kabar bahwa pemerintah Indonesia dan Jepang tengah menjajaki kerja sama untuk proyek kereta beserta infrastrukturnya.
"Pemerintah Jepang telah mengajukan keinginan untuk dua hal, Pelabuhan Patimban di Subang dan kereta," ujar Pramono kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma setelah mengantar keberangkatan Presiden Joko Widodo ke Jepang, Kamis, 26 Mei 2016.
Pramono mengatakan proyek ini bukan proyek kereta cepat seperti kereta Jakarta-Bandung yang dibiayai Cina. Sebaliknya, proyek yang tengah dijajaki ini adalah kereta berkecepatan sedang. Nantinya, kerja sama tersebut juga akan meliputi infrastruktur pendukungnya, seperti rel kereta.
ISTMAN MP