TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan terlalu tingginya harga daging sapi akan mengancam industri peternakan. Jika harga terlalu tinggi, kata Kalla, yang terjadi adalah peternak akan memotong sapi betina. "Itu paling berbahaya," katanya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2016.
Menurut Kalla, pemotongan sapi betina lama akan mengurangi jumlah indukan di dalam negeri. Akibatnya, Indonesia bisa mengimpor terlalu banyak. "Kalau naik Rp 120 ribu, apa pun dipotong karena menguntungkan. Nah, itu kami cegah agar jangan induknya dipotong," ujarnya.
Kalla mengatakan, atas dasar itu, pemerintah mengambil kebijakan mengimpor daging sapi untuk menurunkan harga. Namun, Kalla menegaskan, penurunan harga juga harus terkendali untuk kepentingan peternak dan konsumen.
"Kebijakan negara selalu dua hal, bagaimana baik untuk konsumen, juga baik untuk peternak," ucapnya.
Jika pemerintah mau menguntungkan konsumen saja, kata Kalla, harga daging sapi menjadi Rp 60 ribu per kilogram pun bisa dilakukan dengan impor dari India. Di India, harga daging sapi hanya Rp 50 ribu per kilogram. Dengan menambah ongkos impor, harga daging di Indonesia bisa Rp 60-70 ribu per kilogram.
"Impor saja sebanyak-banyaknya," kata Kalla. Namun langkah ini tidak dilakukan karena pemerintah harus memperhatikan kepentingan peternak.
AMIRULLAH