TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal milik PT Pelni mogok di tengah laut karena kehabisan bahan bakar.
KM Jetliner, kapal cepat milik PT Pelni yang membawa ratusan penumpang dari Baubau menuju Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mogok di tengah laut karena kehabisan bahan bakar.
Salah seorang penumpang kapal tujuan Wakatobi, Idrus Mandati, 35 tahun, melalui telepon dari atas KM Jetliner, Jumat, mengatakan KM Jetliner bertolak dari Baubau Jumat dinihari, 3 Juni 2016, sekitar pukul 01.30 Wita.
Namun, baru berlayar kurang-lebih satu mil laut meninggalkan Baubau, kapal mengalami mati mesin dan terombang-ambing di tengah laut Pulau Makassar. "Hingga Jumat pagi, pukul 07.54 Wita kami bersama ratusan penumpang lainnya masih terkatung-katung di perairan laut Pulau Makassar," katanya.
Sebagai pengguna jasa transportasi KM Jetliner, Idrus sangat menyayangkan manajemen PT Pelni yang tidak memperhitungkan kebutuhan BBM kapal secara tepat dan akurat. Seharusnya, kata dia, sebelum meninggalkan pelabuhan, pihak pengelola kapal wajib memastikan bahwa stok BBM yang tersedia bisa berlayar hingga ke tempat tujuan. "Bagaimana mungkin kapal pelayaran milik BUMN bisa mogok di tengah laut hanya karena kehabisan BBM, kan aneh ini," katanya.
Menurut dia, hal seperti ini bisa terjadi karena ketidakberesan manajemen pihak pengelola yang mengoperasikan kapal tersebut. "Kami berharap PT Pelni dapat membenahi manajemen pengelolaan kapal cepat ini, sehingga peristiwa mati mesin karena kehabisan BBM seperti sekarang tidak terjadi lagi," katanya.
Menurut Idrus, hingga pukul 08.30 wita, kapal KM Jetliner masih terombang-ambing di perairan laut Pulau Makassar dan belum ada upaya evakuasi.
BISNIS.COM