TEMPO.CO, Pontianak - Presiden Joko Widodo meresmikan PLTU 2x10 megawatt (MW) di Kabupaten Ketapang untuk mengurangi defisit daya di daerah tersebut. Peresmian dilakukan secara video conference di lokasi groundbreaking mobile power plant (MPP) 4x25 MW di Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah.
"Saya sengaja ke sini karena mengetahui ada proyek pembangunan pembangkit yang mangkrak tujuh hingga delapan tahun," kata Jokowi, Kamis, 2 Juni 2016, di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek pembangunan pembangkit ini merupakan rangkaian program 35 ribu MW di Indonesia.
Jokowi mengatakan dia mendadak merencanakan ke Kalimantan Barat untuk meninjau groundbreaking karena mendengar soal proyek pembangunan yang mangkrak tersebut. "Saya akan datang jika ada persoalan. Ini duit negara, duit rakyat. Saya ingin melihat progres MPP ini," katanya.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, jika pembangkit bertenaga gas tersebut beroperasi, akan mendukung rasio elektrifitas Kalimantan sebesar 97,4 persen pada 2019. "MPP 2x25 MW ini nantinya akan memenuhi 30 persen dari kebutuhan puncak sistem Khatulistiwa," kata Sofyan.
Jaringan ini sedianya akan memenuhi kebutuhan listrik untuk wilayah Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya, Kota Singkawang, dan Bengkayang.
Sementara itu, tak jauh dari tempat groundbreaking MPP 4x25 MW tersebut, terdapat PLTU Parit Baru 2x50 MW yang mangkrak. "Akhir Desember mudah-mudahan beroperasi," kata Sofyan.
Jokowi menekankan agar Sofyan bisa memastikan kapan kedua pembangkit tersebut bisa beroperasi. "Saya tanya dua kali, untuk MPP September ini kelar, untuk PLTU akhir tahun ini. Saya akan awasi," ujarnya.
ASEANTY PAHLEVI