TEMPO.CO, Jakarta - Filipina menyumbang surplus ekspor Indonesia terbesar ketiga dengan angka sekitar US$ 2,3 miliar tahun lalu.
"Filipina merupakan salah satu penyumbang (surplus) ekspor terbesar," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina, Johny J. Lumintang, kepada Antaranews di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2016.
Ia bangga Filipina bisa menjadi penyumbang surplus ekspor di tengah banyak negara besar yang menjadi tujuan ekspor Indonesia yang justru merupakan penyumbang defisit terbesar seperti Cina.
Berdasarkan data Otoritas Statistik Filipina (PSA), pada Januari-Desember 2015, impor negara itu dari Indonesia mencapai 2,927 miliar dolar Amerika Serikat, sedangkan ekspor ke Indonesia hanya 628,2 juta dolar Amerika.
Jumlah tersebut turun dibanding tahun sebelumnya. Pada 2014, total impor Filipina dari Indonesia menembus angka US$ 3,037 miliar, sedangkan ekspor negeri itu ke Indonesia sebesar US$ 759,658 juta.
Adapun tiga besar produk impor Filipina dari Indonesia adalah otomotif dengan nilai US$ 619,8 juta, batu bara (US$ 519,4), serta kopi dan produk turunannya (US$ 208,6 juta).
"Filipina banyak meminta impor batu bara dari Indonesia karena pembangkit di sini menggunakan komoditas tersebut," ucap Johny.
Johny berujar, Indonesia dan Filipina memiliki kerja sama di berbagai bidang, baik ekonomi, politik, keamanan, maupun sosial-budaya yang saling menguntungkan.
"Dengan Filipina, Indonesia jangan berkompetisi, tapi bekerja sama, karena berbagai produk kita hampir sama," tutur Johny.
Hal senada dikemukakan Atase Perdagangan RI di Filipina, Irawan. Ia mengatakan Filipina penyumbang surplus terbesar ketiga setelah Belanda.
"Potensi pasar produk Indonesia di Filipina cukup tinggi, terutama untuk produk-produk makanan dan minuman yang belum digarap optimal oleh pengusaha Indonesia," ucap Irawan.
Irawan optimistis, bila perekonomian dunia pulih kembali, ekspor Indonesia ke Filipina dan sebaliknya bisa meningkat lebih besar dari tahun lalu dan tahun ini.
ANTARA