TEMPO.CO, Jakarta - -Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan nilai ekspor kosmetik Indonesia pada 2015 mencapai US$ 818 juta atau sekitar Rp 11 triliun. Kementerian Perindustrian mendorong industri kosmetik untuk terus berkembang, menguasai pasar dalam negeri dan memperluas ekspor.
"Integrasi sektor hulu dan hilir menjadi upaya penting akselerasi industri ini," kata Saleh dalam keterangan tertulis Rabu, 1 Juni 2016.
Saleh menambahkan kosmetik termasuk industri strategis dan potensial. Terdapat 760 perusahaan kosmetik yang tersebar di Indonesia serta mampu menyerap 75 ribu tenaga kerja langsung dan 600 ribu tenaga kerja tidak langsung.
Nilai ekspornya pada 2015 mencapai US$ 818 juta (Rp 11 triliun). Kinerja ekspor itu lebih besar dibandingkan nilai impor yang sebesar US$ 441 juta. "Neraca perdagangan produk kosmetik mengalami surplus sekitar 85 persen," kata Saleh saat membuka Musyawarah Nasional II Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) di Jakarta.
Baca: Jokowi Resmikan Pembukaan Lulu Hypermarket
Dia mengatakan laju pengembangan industri kosmetik memiliki tantangan yang harus dihadapi karena lebih dari 90 persen bahan baku kosmetik masih harus diimpor. Saat ini industri kosmetik di Indonesia masih terbatas pada formulasi dan pencampuran (compounding).
Untuk itu Saleh meminta industri kosmetik mengembangkan industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan meningkatkan produksi bahan baku sehingga bisa menekan impor. Selain itu, industri kosmetik juga harus memacu riset dan pengembangan di dalam negeri, inovasi produk, riset pasar dan memperlebar pasar ekspor.
Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Putri K Wardhani mengatakan pelaku industri kosmetika tengah memperkuat daya saing antara lain dengan turut menuntaskan masalah pasokan, harga energi yang dinilai mahal, hingga pembiayaan investasi di dalam negeri. Untuk memperkuat pemasaran, industri kosmetik nasional terus melakukan inovasi dan branding.
Simak: BRI Hemat 40 Persen Dengan BRISsat
"Khusus branding, kami sangat menyadari bahwa bangsa yang memenangi persaingan ekonomi nasional adalah bangsa yang memiliki merek-merek yang kuat,” kata Putri.
AMIRULLAH