TEMPO.CO, Bojonegoro - Bawang merah di beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kini tengah melimpah. Pada 2015, panen bawang merah mencapai 24.239 ton. Tahun ini, jumlahnya bisa meningkat.
Sekretaris Dinas Pertanian Bojonegoro Bambang Sutopo mengatakan lahan bawang merah tiap tahun cenderung bertambah. Sebabnya, para petani telah merasakan hasil panennya. Dari 23 desa di Kecamatan Kedungadem, jumlah desa yang petaninya menanam bawang merah terus meningkat. “Ya, kini petani banyak beralih tanam bawang merah,” ucapnya kepada Tempo, Selasa, 31 Mei 2016.
Data Dinas Pertanian Bojonegoro menyebutkan tanaman bawang merah pada Januari-April 2015 seluas 1.781 hektare. Sedangkan untuk musim tanam kedua April 2016 seluas 1.155 hektare dan akan ditambah bulan Juni ini. Lokasinya tersebar di beberapa desa di Kecamatan Kedungadem, di antaranya Desa Pejok, Duwel, dan Megale—berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk yang juga penghasil bawang merah. Selain itu, lahan bawang merah terdapat di Kecamatan Gondang, Sukosewu, dan Sekar.
Sedangkan produksinya, ujar Bambang, pada 2015 rata-rata 13 ton per hektare. Jika cuaca dan perawatan tanamnya, seperti pupuk dan obat antihama, terpenuhi, produksi bisa bertahan.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro akan mendorong petani di bagian selatan menanam bawang merah, seperti di Kecamatan Kedungadem, Gondang, Sekar, dan Sukosewu—berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk, karena kondisi tanah dan alamnya mendukung. “Kami ingin bersaing dengan Nganjuk dalam memproduksi bawang merah,” tutur Bambang.
Abdul Kanan, petani di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, mengatakan, pada 2016, ada sekitar 1,8 hektare lahan bawang merah. Lahan seluas itu ditanami 4 ton bawang merah dan saat panen awal Mei lalu menghasilkan Rp 600 juta dengan sistem borongan. Saat itu harga bawang merah di tingkat petani mencapai Rp 30-35 ribu per hektare. Sedangkan sekarang ini harga jualnya di tingkat petani sekitar Rp 20 ribu. “Petani di sini untung besar,” ucapnya.
Petani yang juga merangkap sebagai Kepala Desa Megele ini menyebutkan, di desanya, ada lahan sekitar 65 hektare tanaman bawang merah. Sedangkan di tempat lain, seperti Desa Pejok dan Desa Duwel, rata-rata luas lahan bawang merah di atas 450 hektare. Bawang merah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan untuk bisa dipanen. “Makanya petani banyak beralih ke bawang merah,” tuturnya.
SUJATMIKO