TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dalam waktu dekat, akan meluncurkan satelit yang diberi nama “BRIsat”. Peluncuran akan dilakukan di Kourou, French Guiana, Amerika, pada 8 Juni 2016, waktu setempat atau 9 Juni 2016 pukul 03.30 WIB.
“Targetnya, kami ingin menjangkau wilayah yang selama ini belum terjangkau. Kami ingin melayani yang selama ini belum terlayani,” ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam dalam konferensi pers peluncuran BRIsat di Gedung BRI 1, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.
Asmawi mengungkapkan, BRI menargetkan bisa meraih 10 juta nasabah baru dengan adanya BRIsat nanti. Saat ini, ia memperkirakan total nasabah BRI mencapai 60 juta orang dan baru 6 juta nasabah yang menggunakan Internet banking.
Dengan BRIsat, menurut Asmawi, layanan BRI akan bisa dinikmati di kawasan pegunungan dan sungai. “Misalnya saja Wamena (Papua),” katanya.
Lewat satelit ini, nantinya pelayanan di kawasan seperti Wamena akan sama cepat dan akurat seperti di Jakarta. Ia melanjutkan, pelayanan di kawasan desa akan sama seperti di kota.
BRI berharap bisa membangun digital banking lewat satelit ini. Menurut Asmawi, untuk mewujudkan harapan tersebut, BRI harus memiliki tulang punggung yang kuat, yakni sektor teknologi informasi.
Asmawi menjelaskan, pada era 1980-1990-an, satu kantor cabang melayani banyak nasabah. Pada 1990-an, diperkenalkan anjungan tunai mandiri (ATM), yang tersebar ke berbagai daerah dan saat ini semua orang bisa menjadi bank atas dirinya sendiri. “Anyone is bank,” tuturnya.
Menurut Asmawi, sekarang ada perubahan paradigma pada dunia perbankan. “Dari somewhere to go menjadi something to do. Bila dulu masyarakat Indonesia berkunjung ke bank untuk bertransaksi, dengan digitalisasi, semua ada dalam satu perangkat.”
Sebabnya, untuk ke depan, calon nasabah tak perlu mendatangi bank untuk sekadar membuat rekening. “Kalau tak ingin ditinggal teknologi, kita harus investasi teknologi,” ucapnya.
BAGUS PRASETIYO