1.000 Bus Baru AKAP Siap Hadapi Lebaran

Editor

Saroh mutaya

Seorang petugas saat melintasi bus TransJakarta gandeng bekas dari Cina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/12). Pemerintah DKI menambah armada TransJakarta untuk menunjang transportasi masal dan operasi busway di semua koridor. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Seorang petugas saat melintasi bus TransJakarta gandeng bekas dari Cina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/12). Pemerintah DKI menambah armada TransJakarta untuk menunjang transportasi masal dan operasi busway di semua koridor. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.COJakarta - Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengaku telah menambah 1.000 unit lebih bus baru berukuran besar, yang bakal dioperasikan sebagai angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP), untuk menghadapi kebutuhan mudik Lebaran tahun ini.

"Ada 1.000 unit lebih bus besar yang akan beroperasi pada 2016. Kami berharap dapat mencakup dan melayani publik secara lebih baik karena kondisi baru dan lain-lain," ujar Ketua Umum DPP Organda Adrianto Djokosoetono di Pekanbaru, Selasa, 31 Mei 2016.

Hal itu diucapkan Adrianto pada hari terakhir pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Tahun 2016 Organda dan telah dibuka Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Puji Hartanto pada Minggu, 29 Mei, yang berlangsung selama tiga hari. 

Meski bus telah ditambah, kata Adrianto, yang paling utama adalah keselamatan dan pelayanan terhadap para penumpang karena itulah yang menjadi program utama dalam mengantarkan dia sebagai orang nomor satu di tubuh Organda pada 2015.

Termasuk kesiapan moda transportasi angkutan darat, bukan hanya pada masa mudik Lebaran. Pihaknya, kata dia, telah mengimbau dan meminta jajaran pengurus, terutama di tingkat kabupaten/kota, langsung turun dan memastikan kendaraan tersebut layak operasi.

Data Kementerian Perhubungan menyebutkan bus-bus itu yang terdiri atas AKAP, antarkota dalam provinsi (AKDP), dan pariwisata itu siap dioperasikan selama periode Lebaran tahun ini, yang mencapai 46.478 unit. Angka tersebut mengalami kenaikan 1.607 bus dari 2015.

"Tiap bus harus dicek kelayakan operasinya dengan tidak menegosiasikan urusan keselamatan penumpang. Kepada para DPC (Dewan Pengurus Cabang) Organda, kami minta turun dan terjun langsung melakukan pengecekan," tuturnya.

Dia menambahkan, masing-masing perusahaan angkutan umum bus AKAP dan bus AKDP harus melakukan pemeriksaan di lapangan untuk menghindari oknum-oknum yang melakukan pelanggaran.

"Kelengkapan instrumen keselamatan harus dicek di lapangan bersama. Kursi robek, oke. Tidak ada spedometer dan rem tangan, itu wajib, misalnya. Kalau lampu kan bisa diperbaiki, tapi kalau rem tangan tidak ada, kendaraan tidak bisa operasi," ucap Adrianto.

Pemerintah tahun ini menargetkan tarif yang diterapkan angkutan umum bus, terutama AKAP, pada musim Lebaran 2016 harus turun dari 2015.

Direktur Angkutan dan Multimoda Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana sebelumnya menuturkan pihaknya akan melakukan pengawasan langsung di lapangan untuk mengawasi jumlah pelanggaran, seperti pelanggaran tarif, oleh angkutan umum bus, terutama AKAP. 

Besaran target pelanggaran seperti tarif untuk bus AKAP tersebut berada di bawah 3,33 persen karena mudik Lebaran 2015 terjadi sebesar angka tersebut.

"Pengawasan akan langsung di lapangan, seperti posko pelayanan di terminal," kata Cucu.

ANTARA