TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memperkirakan jumlah pemudik dengan moda transportasi udara yakni pesawat terbang tahun ini akan melonjak hingga 7,62 persen. Bila tahun lalu jumlah pengguna burung besi mencapai 4,32 juta orang dan tahun ini diprediksi naik menjadi 4,7 juta orang.
Direktur Angkutan dan Multimoda Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana menjelaskan, tak hanya pesawat terbang, tapi angkutan penyeberangan, kereta api, dan angkutan laut akan mencatat kenaikan jumlah pemudik tahun ini. Untuk jumlah pemudik angkutan penyeberangan diprediksi naik 3,54 persen, angkutan kereta api (4,63 persen), dan angkutan laut (3 persen).
Rinciannya, menurut Cucu, penumpang moda jalan sejumlah 4,3 juta orang, moda penyeberangan (3,6 juta orang), moda kereta api (4,1 juta orang), dan moda laut (910 ribu orang). Adapun jumlah kendaraan mobil pribadi diperkirakan naik 4,5 persen menjadi 2,4 juta tahun ini. Sedangkan sepeda motor bakal melonjak 50 persen menjadi 5,6 juta kendaraan.
Jumlah pengguna angkutan umum jalan tahun ini bakal mencapai 17,69 juta orang. “Angka ini naik turun 7,87 persen ketimbang tahun lalu,” ujar Cucu, di kantor Kementerian Perhubungan, Jumat, 27 Mei 2016.
Cucu memperkirakan puncak arus mudik mulai empat hari keempat menjelang Hari Raya Idul Fitri (H-4). Sedangkan puncak arus balik diprediksi pada H+10. Puncak arus mudik H-4 akan dialami moda angkutan laut, kereta api, dan udara. "Puncak arus mudik moda angkutan jalan diprediksi pada H-3," tuturnya.
Namun, bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah pemudik dengan pesawat tahun lalu, angka prediksi pemerintah tahun ini mengalami penurunan. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A. Bharata menyatakan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan penerbangan naik sekitar 8,82 persen pada 2015.
Kenaikan yang sangat besar itu adalah kali pertama terjadi dalam Operasi Lebaran. "Angkutan penerbangan naik cukup besar," kata Bharata pada akhir Juli tahun lalu.
VINDRY FLORENTIN | NINIS CHAIRUNNISA