TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melakukan efisiensi kinerja perusahaan sebesar US$ 22,62 juta selama triwulan I 2016. Efisiensi itu meningkat pada April 2016 menjadi US$ 26,87 juta.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan efisiensi tercapai berkat dukungan sumber daya manusia. Alat yang bagus dalam tata kelola migas tak akan mendukung investasi tanpa SDM yang baik.
"Efisiensi dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan awareness terhadap proses serah-terima minyak," kata Faisal di kantornya, Jumat, 27 Mei 2016.
Menurut Faisal, Pertamina tak menggunakan dana investasi dalam efisiensi sejak 2014. Timnya baru akan menggunakan dana investasi dalam efisiensi pada tahun ketiga. Ia mengatakan dana tersebut akan disalurkan untuk alat ukur Coriolis, dengan investasi senilai Rp 85 miliar.
Per April 2016, total supply losses Pertamina mencapai 0,19 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar dunia, 0,5 persen, dan di bawah standar Pertamina sendiri, 0,3 persen.
Sejak efisiensi dua tahun lalu, total losses terus berkurang hingga 54 persen. Pada 2014, total losses 0,41 persen dan menurun pada 2015 sebesar 0,34 persen.
Total losses minyak per April 2016 sebanyak 0,42 juta bbl. Pada triwulan I, totalnya 0,29 juta bbl.
Faisal menargetkan total losses bisa berada di angka 0,2 persen tahun ini. "Namun, karena April sudah melampaui target, kami akan menjaga di angka 0,19 persen," ucapnya.
VINDRY FLORENTIN