TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik terus melakukan sensus ekonomi 2016. Setelah mendatangi Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka dua hari lalu, petugas sensus kini mengunjungi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Datang bersama Kepala BPS Suryamin, petugas sensus mewawancarai Kalla di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat.
Wawancara semestinya berlangsung tertutup. Namun Kalla mengizinkan media meliput ke dalam rumah dinasnya. Kepada petugas, Kalla mengatakan hanya tinggal bersama istrinya, Mufidah Miad Kalla dan seorang putrinya. Ia pun menyatakan tidak ada usaha apa pun di rumah tersebut. "Ini rumah negara. Saya bukan pengusaha lagi," ucapnya, Jumat, 27 Mei 2016.
Setelah disensus, Kalla menuturkan sensus ekonomi 2016 amat penting untuk melihat data ekonomi di Indonesia dalam sepuluh tahun ke belakang. Menurut dia, ke depan, data itu akan berguna sebagai bahan perencanaan pemerintah. "Dunia sekarang tanpa data sulit buat perencanaan," ujar Kalla.
Selain itu, Kalla meminta masyarakat tidak khawatir dengan sensus ekonomi. Dari hasil wawancara, tidak ada pertanyaan seputar perpajakan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Suryamin menegaskan, sensus tidak berkaitan dengan perpajakan. Ia berharap masyarakat bisa lebih terbuka menerima petugas sensus. "Wakil Presiden saja sudah disensus. Kami jamin data individu dirahasiakan dan tidak ada biaya," tuturnya.
Hingga saat ini, kata Suryamin, sudah 85 persen wilayah Indonesia yang terjaring sensus. Petugas menyasar semua pelaku usaha, kecuali sektor pertanian. Dengan sisa empat hari lagi, Suryamin optimistis target wilayah sensus bisa tercapai.
ADITYA BUDIMAN