TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 27 Mei 2016, dibuka turun tipis 2,11 poin menyusul aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar yang memanfaatkan kenaikan harga saham.
IHSG dibuka 2,11 poin atau 0,04 persen menjadi 4.782,44. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,52 poin (0,06 persen) menjadi 820,33.
"Adanya aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar dengan memanfaatkan kenaikan beberapa saham yang telah menguat pada perdagangan sebelumnya mendorong indeks BEI bergerak di area negatif," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta.
Selain itu, laju bursa saham Asia yang bergerak bervariasi, menyusul harga minyak mentah dunia yang kembali terkoreksi, membuat investor di dalam negeri mengambil posisi wait and see seraya melepas sebagian sahamnya.
"Kondisi eksternal itu memberi peluang terjadinya aksi jual meski, secara tren dalam jangka pendek, IHSG masih menyimpan potensi melanjutkan penguatannya," ucapnya.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan, sentimen positif mengenai kenaikan peringkat Indonesia menjadi "investment grade" oleh Fitch Rating, dibayangi sejumlah faktor negatif, di antaranya potensi kenaikan laju inflasi menjelang hari raya serta spekulasi kenaikan Fed Rate.
"Hal itu bisa membatasi pergerakan IHSG dan potensi tekanan bagi rupiah. Sebab, gejolak nilai rupiah dapat berimbas pada bursa saham Indonesia," katanya.
Untuk bursa regional, indeks bursa Hang Seng melemah 51,07 poin (0,25 persen) ke level 20.346,04; indeks Nikkei naik 73,86 poin (0,44 persen) ke level 16.846,04; dan Straits Times menguat 11,20 poin (0,41 persen) ke posisi 2.784,60.
ANTARA