TEMPO.CO, Kediri - Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga. Bank Indonesia menyebutkan inflasi dipengaruhi oleh naiknya harga gula pasir di pasar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengatakan hasil pantauan tim pengendali inflasi daerah menyebutkan kenaikan harga gula pasir menjadi salah satu sumber inflasi pada Mei 2016. “Ïni karena stok gula rafinasi mulai menipis,” kata Djoko kepada Tempo di Kediri, Selasa, 24 Mei 2016.
Selain itu, Djoko melanjutkan, berhentinya aktivitas produksi pabrik gula yang saat ini memasuki musim giling turut memicu kelangkaan gula pasir di pasar. Diperkirakan kondisi ini membaik pada Juni mendatang, ketika sejumlah pabrik gula mulai berproduksi.
Kenaikan harga daging sapi juga termonitor menjadi sumber inflasi di Kota Kediri. Djoko berharap langkah pemerintah mendatangkan sapi dari Australia bisa membantu menekan harga daging sapi yang permintaannya cenderung tinggi menjelang Lebaran. “Jika harga tetap tak terkendali, pemerintah siap melakukan operasi pasar menstabilkan harga pada bulan puasa,” katanya.
Adapun Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi Kota Kediri, Yeti Sisworini, mengaku telah mendengar kenaikan harga gula pasir. Yeti mengaku telah memerintahkan sejumlah staf untuk mengevaluasi harga di pasar tradisional guna menentukan langkah pengendalian harga. “Soal dibutuhkan operasi pasar atau tidak, menunggu hasil tim kami yang bergerak hari ini,” katanya.
Sementara itu, menurut pantauan di sejumlah pasar, harga gula pasir dipatok Rp 17 ribu per kilogram dari harga Rp 13 ribu pekan lalu. Sejumlah pedagang mengaku menaikkan harga lantaran makin berkurangnya pasokan dari distributor gula. Mereka tak punya pilihan lain selain menaikkan harga sedikit demi sedikit setiap hari. “Kemarin masih Rp 16 ribu, sekarang sudah Rp 17 ribu per kilogram,” kata Lilik, pedagang di Pasar Wilis Kediri.
Kondisi ini membuat konsumen rumah tangga hingga pedagang makanan mengeluh. Sebab, kenaikan harga gula pasir menambah biaya produksi mereka di tengah lemahnya daya beli konsumen makanan jadi. Salah satunya adalah penjual jus buah yang membutuhkan banyak gula pasir dalam pembuatannya. Celakanya, kenaikan gula pasir ini terjadi saat permintaan minuman segar melonjak pada awal musim kemarau ini.
“Mau menaikkan harga jelas tak mungkin,” kata Nyonya Cholis yang mengakalinya dengan merebus gula pasir menjadi cairan gula demi efisiensi.
HARI TRI WASONO