TEMPO.CO, Bandung - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan keputusan pemerintah menjalankan skema pengelolaan Blok Masela secara onshore, atau di darat, dapat menyerap pengangguran di wilayah Maluku. Ia mengatakan skema onshore akan lebih banyak menyerap tenaga kerja dibanding skema offshore (laut).
"Skema darat di Blok Masela akan membutuhkan minimal 150 ribu tenaga kerja. Kalau skema di laut paling hanya 5.000 orang," kata Rizal saat menjadi pembicara dalam acara Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi di Aula Telkom University, Kabupaten Bandung, Selasa, 24 Mei 2016.
Ia menilai, jika sudah berjalan, pengelolaan Blok Masela di darat dapat mengembalikan kejayaan wilayah Maluku, seperti zaman pemerintahan Hindia-Belanda. Rizal mengatakan, pada masa kolonial Belanda, kesejahteraan di Maluku menempati urutan ketiga teratas di Hindia-Belanda. "Tapi sekarang sungguh menyedihkan. Tingkat kesejahteraan di Maluku menempati peringkat keempat hingga kelima 4-5 terbuncit di Indonesia," ucapnya.
Hal itu berimbas pada tingkat pendidikan di wilayah Maluku. Rizal mengatakan, pada zaman Belanda, pendidikan di Maluku menempati urutan ketiga terbaik di Indonesia. "Banyak dokter, profesor, guru asal Maluku waktu itu," tuturnya. "Sekarang terbalik. Pendidikan di Maluku ranking keempat paling buncit,"
Rizal melanjutkan, saat Blok Masela sudah berjalan, pemuda Maluku harus mengambil peluang tersebut. "Kita punya waktu 6-8 tahun untuk mengembangkan politeknik, engineering, dan maintenance supaya nanti, saat Masela berkembang, tenaga kerja dari Maluku bisa bekerja di sana," ujarnya.
Ia berharap, keputusan pemerintah menjalankan Blok Masela secara onshore bisa membuat Maluku maju. "Sehingga pembangunan tidak Jawasentris," ujar Rizal.
Karena itu, saat ini Rizal sedang meminta bantuan dari Universitas Pattimura untuk membuat program guna mempersiapkan tenaga kerja terdidik ahli. "Pemuda Maluku harus segera menyambut Maluku yang lebih hebat dan makmur," katanya.
Hal itu disampaikan Rizal ketika menjawab pertanyaan seorang pengusaha, yang berstatus mahasiswa, asal Maluku. Mahasiswa itu bertanya langkah pemerintah memperbaiki keadaan Maluku yang saat ini terpuruk.
Ia berpesan supaya pemerintah tidak lupa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Maluku. Rizal berpendapat, sudah seharusnya perdebatan soal penanganan Blok Masela berakhir.
"Saya sudah muak melihat perdebatan di TV soal darat atau laut. Itu cetek sekali. Bukan debat soal darat atau laut, tapi perdebatan soal paradigma lama melawan paradigma baru," ujarnya.
HISYAM LUTHFIANA