TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan wacana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) non-uranium menggunakan unsur thorium atau nuklir hijau. "Perkiraan sumber daya thorium di Indonesia mencapai 140 ribu ton," katanya saat memimpin diskusi terkait dengan energi thorium di kantornya, Selasa, 24 Mei 2016.
Saleh menjelaskan, dengan jumlah sebanyak itu, Indonesia akan menjadi pemasok energi listrik untuk kebutuhan dunia. Untuk membangkitkan listrik berkapasitas 1.000 megawatt, hanya butuh sekitar 7 ton thorium. Sedangkan cadangan thorium Indonesia sangat melimpah.
Jumlah pasokan thorium sebanyak itu, kata Saleh, dapat meningkatkan ketahanan energi negara hingga 1.000 tahun ke depan. Karena itu, dia meminta Indonesia segera bertindak mengeksplorasi thorium. Ini dapat mengentaskan Indonesia dari krisis energi pada 2025.
Baca Juga: Mau Kalahkan Listrik Malaysia, Kurtubi: RI Harus Pakai PLTN
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini ada lima daerah dengan cadangan thorium yang cukup banyak, yakni Bangka Belitung, Batam, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat. Di lima daerah itu, dapat segera dibangun kawasan industri berbasis thorium.
Saleh mencontohkan, beberapa negara di dunia telah terlebih dulu mengembangkan PLTN. Di Cina, ada 32 unit PLTN yang setiap hari beroperasi. Bahkan negara itu akan membangun 22 unit lagi. Negara berkembang juga mulai ikut membangun PLTN, di antaranya Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait.
Di Vietnam, kata Saleh, telah dibangun PLTN yang akan beroperasi pada 2020. Sementara itu, Malaysia telah memiliki roadmap pembangunan PLTN pada 2030. Karena itu, tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak membangun PLTN. Apalagi cadangan sumber daya thorium sangat melimpah.
Simak: Ini Kiat Tangguh ala Jokowi dalam Memulai Usaha
Saat ini Menteri Saleh sedang berupaya mendesak Presiden Joko Widodo dan sejumlah lembaga terkait memanfaatkan potensi thorium di Indonesia. Dia ingin Indonesia memiliki ketahanan energi yang kuat sehingga dapat terhindar dari ancaman negara terbelakang. "Saya berharap ke semua pemangku kepentingan untuk segera memulai."
AVIT HIDAYAT