TEMPO.CO, Bandung - Saat membuka acara “Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (Hipmi PT)” di Bandung, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo memberi arahan kepada pengusaha-pengusaha muda dari kalangan mahasiswa, terutama dari sisi kemudahan berusaha.
"Peringkat Ease of Doing Business kita yang dirilis Bank Dunia ada di posisi ke-109 (dari 198 negara)" ujar Jokowi, yang disambut tepuk tangan riuh para mahasiswa. "Jangan tepuk tangan dulu, peringkat ke-109 kok tepuk tangan. Masih jauh dibanding Singapura atau Malaysia, bahkan oleh Vietnam."
Menurut Jokowi, peringkat yang rendah ini terjadi karena keruwetan pengusaha pemula yang ingin memulai usaha. "Saya instruksikan menteri untuk bisa menembus peringkat ke-40." Kata kuncinya, Jokowi mengungkapkan, adalah keterbukaan dan kompetisi.
Jokowi menuturkan tipikal pengusaha Indonesia baru akan bangkit kalau ada kompetitor. Dia mengakui kemajuan teknologi membuat pengusaha bisa bergerak tanpa batas. "Pengusaha muda itu semangatnya luar biasa, tapi ‘remnya suka blong’. Saya juga dulu pernah mengalami ‘rem blong’, tapi bisa bangkit lagi."
Salah seorang mahasiswi bernama Lidya dari UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, menyimak apa yang dipaparkan Presiden. Dia bercerita mulai berkecimpung di bisnis online untuk memangkas ongkos promosi. "Kami bisa berpromosi secara gratis ke seluruh wilayah tanpa batas," ujarnya.
Pengkaderan yang digagas Hipmi ini menyasar mahasiswa untuk menciptakan pengusaha muda baru yang terdidik dari kalangan mahasiswa. Tujuannya meningkatkan kapasitas usaha untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
PRIMA MULIA (BANDUNG)