TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Nelson Tampubolon mengatakan kinerja kelompok bank pembangunan daerah tumbuh cukup baik hingga triwulan pertama 2016. Namun kontribusinya terhadap perekonomian daerah masih kecil.
"Secara umum, kondisi perbankan masih cukup baik. Baik aset, kredit, maupun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh," katanya dalam seminar “Transforming BPD” di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.
Nelson mengatakan total aset BPD hingga Maret 2016 mencapai Rp 531,3 triliun atau tumbuh 6,48 persen dari tahun lalu. Pada Maret 2015, total aset BPD sebesar Rp 498,95 triliun.
Penyaluran kredit BPD tumbuh 8,12 persen sebesar Rp 328,19 triliun per Maret 2016 dari Rp 304,49 triliun pada Maret 2015. Sedangkan DPK naik 5,27 persen dari tahun lalu menjadi Rp 432,44 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, DPK sebesar Rp 320,55 triliun.
Nelson mengatakan laba BPD tumbuh 7,91 persen. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) mencapai 20,61 persen. Rasio gross kredit bermasalah (NPL) per Maret 2016 terhitung stabil, yaitu 3,89 persen, dari sebelumnya 3,83 persen.
Meski tumbuh, kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah masih kecil. "Pangsa kredit produktif baru sekitar 30 persen dari total kredit yang disalurkan," ucapnya.
Melihat rendahnya kontribusi, Nelson mengatakan kinerja BPD masih harus ditingkatkan. Ia mengimbau BPD tetap berfokus pada visi program transformasi BPD yang disepakati tahun lalu.
Nelson berujar program transformasi BPD tidak hanya untuk meningkatkan kinerja, ketahanan, dan daya saing kelompok BPD, tapi juga dapat berdampak besar bagi pembangunan ekonomi daerah serta ketahanan industri perbankan nasional.
VINDRY FLORENTIN