TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia bersama Korea Selatan sepakat meningkatkan kerja sama di tujuh bidang. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kesepakatan itu meliputi bidang maritim, industri kreatif, olahraga, geospasial, kawasan ekonomi khusus, restorasi lahan gambut, dan pemberantasan korupsi.
Pada pertemuan di Seoul, ada sekitar 500 pengusaha Korea Selatan yang datang dalam acara bertajuk bisnis forum. "Kesepakatan kerja sama yang dihasilkan mencapai nilai US$ 18 miliar," ucap Retno setelah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 21 Mei 2016. Kendati demikian, Indonesia-Korea sepakat untuk fokus mengakselerasi sektor industri dan industri kreatif.
Adapun hasil kunjungan dari Rusia, ujar Menteri Retno, Presiden Rusia Vladimir Putin begitu tertarik bekerja sama di sektor kelapa sawit, maritim, dan pariwisata. Sektor energi sudah menghasilkan komitmen yang jelas, yaitu pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Perusahaan minyak Rusia, Rosneft, menyiapkan dana segar US$ 13 miliar untuk membantu pembangunan kilang.
Selain itu, pemerintah ingin membangun integrasi ekonomi bersama Rusia. Presiden Joko Widodo berharap kerja sama antara negara-negara Asia Tenggara dan Rusia bisa memberikan kontribusi besar kepada ekonomi global. "Kami juga meminta dukungan Rusia mengenai konsep arsitektur keamanan," tutur Retno.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan kunjungan pemerintah Indonesia ke Korea Selatan dan Rusia tak sekadar mendatangi pertemuan semata. Dari pertemuan dengan para pengusaha, menurut dia, banyak investor yang serius ingin menanamkan modalnya. "Pertemuan kali ini tidak sekadar janji," kata Darmin.
Sebagai contoh, perusahaan asal Rusia, Rusian Railways dan VI Holding, masing-masing ingin mengembangkan sektor kereta api dan tambang. Untuk melihat lebih dekat tawaran Rusian Railways, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno sedang mengunjungi pabrik kereta di sana. Sedangkan VI Holding ingin meningkatkan pengembangan mineral feronikel.
ADITYA BUDIMAN