TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 50 persen atau separuh desa yang ada di Indonesia, terutama di kawasan timur negeri ini, hingga kini masih belum teraliri jaringan energi listrik.
"Dari 82.190 desa di Indonesia, 42.352 desa belum berlistrik," kata Ketua Satuan Tugas Program Indonesia Terang Said Didu dalam sarasehan bertajuk “Sinergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia Wujudkan Kedaulatan Energi Melalui Konservasi Energi dan Program Indonesia Terang” di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 21 Mei 2016.
Dari jumlah tersebut, pihaknya memprioritaskan pembangunan infrastruktur listrik di 12.659 desa tertinggal, karena desa-desa tersebut belum memperoleh akses listrik dari jaringan PT PLN (Persero).
Desa-desa tersebut sebagian besar tersebar di Provinsi Papua dan di kawasan timur Indonesia lainnya. "Prioritasnya Indonesia bagian timur bisa terang," kata Said Didu.
Program Indonesia Terang digelar dalam rangka memenuhi target peningkatan rasio elektrifikasi nasional dari 85 persen pada 2015 menjadi 97 persen pada 2019.
Said Didu mengatakan Program Indonesia Terang menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energi yang berasal dari daerah setempat yang berupa energi terbarukan, seperti energi surya, air, angin, biomassa, hingga arus laut.
"Dengan memanfaatkan energi setempat, pembangunan pembangkit dan transmisi listrik dapat dibangun secara lokal (off-grid), berbasis desa atau pulau dan tak harus menunggu datangnya jaringan listrik dari pusat," kata Said Didu.
Program ini telah diluncurkan sejak akhir Februari 2016 dan beberapa proyek pembangunan pembangkit listrik sudah berjalan di sejumlah desa.
"Sedang berjalan proyek-proyek pembangkitnya, lagi ditata ke depan," kata Said Didu. Pihaknya pun berupaya menggandeng swasta untuk berpartisipasi dalam program ini.
ANTARA