TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat meminta target pertumbuhan ekonomi yang ditentukan pemerintah bersifat rasional. "Yang kami minta itu tinggi dan yang rasional. Ini yang harus dibicarakan dengan pemerintah," kata anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, Johnny Plate, di Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 20 Mei 2016.
Johnny menyatakan pembangunan wajib dilakukan secara optimistis tapi tetap harus terukur. Salah satu alat ukur itu adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai stimulus. Penggunaannya, tutur dia, untuk belanja-belanja modal dan infrastruktur. Selain itu, penggunaannya harus besar dan cepat. "Jangan sampai melambat. Itu akan mempengaruhi pertumbuhan," ucapnya.
Meski begitu, menurut Johnny, pencanangan target pertumbuhan pasti ada alasannya, dan dasar alasan itu yang akan diuji anggota Dewan. "Pemerintah kan alasannya selalu forecast dari World Bank, IMF, IDB, dan ADB. Yang biasanya cocok ADB, agak dekat. Kami lihat nanti."
Ketika ditanya, apakah pemerintah memiliki target yang realistis, Johnny berujar, kalau berbicara angka, itu soal optimistis atau pesimistis. Atau dalam kalimat Johnny disebut pemerintah ingin bermain aman atau bekerja sungguh-sungguh. "Kalau mau sungguh-sungguh, harus targetkan yang optimistis, yang diukur bisa dilaksanakan atau tidak."
Pemerintah yang diwakili Menteri Bambang Brodjonegoro memaparkan keterangan pemerintah atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2017. Bambang mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3-5,9 persen pada 2017.
DIKO OKTARA