TEMPO.CO, Mataram -Hampir semua komoditi ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menurun selama April 2016. Nilai ekspor NTB anjlok 18,49 persen dibanding Maret 2016, dari US$80.837.466 menjadi US$65.886.839.
Barang ekspor terbesar masih berupa barang tambang/galian non migas berupa konsentrat tembaga, perak dan emas senilai US$64.913.672 (98,52 persen), perhiasan/permata senilai US$875.005 (1,33 persen), dan serat stafel buatan senilai US$43.910 (0,07 persen).
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik NTB Ni Kadek Adi Madri mengatakan meski ekspor menurun, masih ada komoditi ekspor yang meningkat. “Yang bertambah perhiasan mutiara,’’ kata dia Selasa, 17 Mei 2016.
Ekspor mutiara pada Maret senilai US$194.744 menjadi US$875.005. Negara importer mutiara terbesar adalah Australia yang menyerap 70 kilogram mutiara hasil budi daya air laut atau senilai US $ 875.031 (1,33 persen).
Pada April 2016, ekspor terbesar NTB berupa konsentrat tembaga, perak dan emas. Tujuannya Jepang sebanyak 21,978 ton senilai US$37.079.633 (56,28 persen), dan Korea Selatan 16,48 ton senilai US$27.853.577 (42,27 persen). NTB juga mengekspor ikan dan udang senilai US$36.063, buah-buahan US$12.104, kain perca US$2.000.
Adapun impor pada April 2016 bernilai US$13.528.146. Angka ini menurun 28,20 persen dibanding Maret 2016 yang sebesar US$18.840.364. Sebagian besar impor berasal dari Cina (55,57 persen), Australia (19,79 persen) dan Jepang (9,65 persen).
Jenis barang impor yang sebagian besar memenuhi kebutuhan operasi tambang PT NNT dengan nilai terbesar adalah mesin/peralatan listrik (45,34 persen), mesin-mesin/pesawat mekanik (22,38 persen) dan benda–benda dari besi dan baja (11,67 persen).
Empat bulan pertama 2016 ini, nilai ekspor NTB US$439,893 juta. Sedangkan pada 2015, nilai total ekspor NTB mencapai US$1,479 miliar. Nilai impor 2015 sebesar US$166,932 juta dan Januari-April 2016 sebesar US$60,335 juta.
SUPRIYANTHO KHAFID