TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla secara resmi membuka Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-41 malam ini. Dalam sambutannya, Kalla mengatakan IDB banyak memberi bantuan bagi kemajuan negara-negara Islam, terutama negara-negara anggotanya.
"Namun, karena mayoritas negara anggota IDB merupakan negara berkembang, dibutuhkan upaya dalam menghadapi tantangan di masa depan," katanya di Jakarta Convention Center, Selasa, 17 Mei 2016.
Saat ini, menurut Kalla, perekonomian dunia tengah melambat. Karena itu, negara-negara anggota IDB perlu membuat perencanaan yang sesuai dengan kondisi itu. "Dibutuhkan stimulus untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi. Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan hal-hal yang bermanfaat," ujar Kalla.
Dalam pembukaan itu, hadir pula Presiden ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, serta Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara juga hadir. Tampak pula Presiden IDB Ahmad Mohamed Ali Al-Madani di baris depan.
Dalam pembukaan sidang malam ini, pemerintah dan IDB juga menyepakati Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020. MCPS yang bernilai sekitar US$ 5,2 miliar itu ditandatangani oleh Sofyan dan Ahmad. Dalam MCPS, pemerintah dan IDB akan berfokus pada pengurangan ketimpangan antarwilayah, pengembangan industri keuangan syariah, dan peningkatan integrasi regional.
Menurut Bambang, beberapa proyek yang akan didanai IDB di antaranya perbaikan kawasan kumuh dengan nilai US$ 364,4 juta, pengembangan empat universitas dan lembaga pendidikan tinggi Islam senilai US$ 176,5 juta, serta perluasan dan pengembangan jaringan listrik atau transmisi sebesar US$ 330 juta.
Sidang Tahunan IDB ke-41 akan digelar pada 18-19 Mei besok. Sebanyak 57 negara anggota akan terlibat dalam sidang tersebut. Sejak 15 Mei kemarin, terdapat berbagai side event yang membahas berbagai topik, seperti kerja sama antarnegara anggota, pengembangan pasar syariah mikro bagi keuangan inklusif, serta pendanaan syariah di sektor infrastruktur.
Bambang berharap, dalam sidang yang akan digelar selama dua hari itu, tercapai hasil-hasil kesepakatan yang bermanfaat bagi IDB dan negara-negara anggotanya. "IDB merupakan mitra penting bagi Indonesia. Kami sangat menghargai bantuan pembiayaan yang diberikan IDB. Hal itu sesuai dengan prioritas pembangunan nasional," ujar Bambang.
ANGELINA ANJAR SAWITRI